WahanaNews.co | Budaya sarapan yang terdiri dari menu nasi lemak, roti canai, hingga teh tarik di Malaysia masuk ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
Semua menu ini bisa ditemukan dengan mudah, mulai dari di kawasan perkotaan, desa, sampai ruang pribadi.
Baca Juga:
Meningkatkan Inklusivitas dan Pelestarian Budaya dalam Peringatan Hari Disabilitas Internasional dan Hari Noken Sedunia
Budaya sarapan Malaysia ini masuk daftar tersebut usai UNESCO menggelar sidang pada 2-7 Desember 2024 lalu di Paraguay.
Mengutip dari Arab News, budaya sarapan di Malaysia masuk daftar UNESCO karena menggambarkan keberagaman dan kebersamaan. Budaya sarapan tersebut dianggap sebagai salah satu wadah pemersatu antar etnis di negara tersebut.
Menu sarapan utama di Malaysia adalah nasi lemak, roti canai, hingga teh tarik. Semua menu ini bisa ditemukan dengan mudah, mulai dari di kawasan perkotaan, desa, sampai ruang pribadi.
Baca Juga:
UNESCO Puji Transformasi Digital Pendidikan Indonesia, Sebut Jadi Inspirasi Dunia
Budaya sarapan ini memiliki unsur pemersatu etnis karena di Malaysia ada suku Melayu, Tionghoa, dan India, yang menjadi penjual makanan sekaligus para penikmat makanan.
Keberhasilan budaya sarapan di Malaysia masuk daftar UNESCO tidak lepas dari peran aktif pemerintah, terutama Kementerian Pariwisata, Seni, dan Kebudayaan Malaysia (MOTAC). Disebutkan semua kriteria yang dibutuhkan untuk masuk daftar UNESCO dimiliki oleh budaya sarapan Malaysia.
“Budaya sarapan di Malaysia menunjukkan keberagaman, keharmonisan, inklusivitas, hingga penerimaan pada masyarakat dari berbagai etnis. Ini termasuk ke dalam elemen warisan budaya takbenda sesuai kriteria yang ditetapkan UNESCO,” kata perwakilan MOTAC, dikutip dari Arab News, Selasa (10/12/2024)