WahanaNews.co | Diduga karena imbas dari cuaca 'neraka' yang mencapai 40 hingga 45 derajat celcius, sekitar 25 warga negara bagian Maharashtra, India, tewas sejak akhir Maret lalu.
"Kematian ini diduga karena gelombang panas atau heat stroke," ujar seorang pejabat kesehatan Maharashtra, Pradeep Awate, pada Rabu (4/5), seperti dikutip Reuters.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Jumlah kematian itu merupakan yang tertinggi sejak lima tahun terakhir. Mayoritas warga yang meninggal dunia hidup di pedesaan.
Kematian juga terjadi di negara bagian Odisha. Pejabat setempat melaporkan, laki-laki berusia 64 tahun meninggal gegara gelombang panas pada 25 April lalu. Selain itu, ribuan orang juga menerima perawatan medis.
Gelombang panas terparah di Odisha menerjang distrik Subarnapur, di mana suhu udara mencapai 43,2 derajat celsius.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
"Itu panas banget. Kipas angin, pendingin udara, tak berpengaruh," kata salah satu penduduk Subarnapur, Mohana Mahakur.
India tengah mengalami cuaca "neraka" dengan suhu 40 dan 45 derajat Celsius selama dua bulan terakhir. Cuaca ekstrem ini diduga dipicu perubahan iklim hingga efek gas rumah kaca.
Namun, Kedutaan Besar Republik Indonesia di New Delhi memastikan bahwa kondisi ini tak membawa pengaruh signifikan terhadap warga negara Indonesia di sana. [rsy]