WAHANANEWS.CO, Jakarta - Serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap pelabuhan bahan bakar Ras Issa di Yaman menewaskan sedikitnya 80 orang.
Kelompok Houthi menyebut serangan ini sebagai yang paling mematikan dalam lebih dari satu tahun terakhir.
Baca Juga:
Kelompok Houthi Yaman Serang Kapal Israel di Mediterania
Dikutip dari AFP, Sabtu (19/4/2025), serangan tersebut dilakukan untuk memutus jalur pasokan dan pendanaan bagi kelompok pemberontak Houthi, yang selama ini menguasai sebagian besar wilayah Yaman.
Militer AS menyebut target utama mereka adalah infrastruktur penting yang digunakan untuk mendukung aktivitas militer Houthi.
Api Besar Terlihat di Langit Malam
Baca Juga:
Arab Saudi Batasi Penggunaan Tanah oleh Pasukan AS Serang Houthi
Televisi milik Houthi menayangkan gambar kobaran api besar di lokasi serangan, yang menyala terang menerangi langit malam. Asap tebal dan suara ledakan sempat menggetarkan wilayah sekitar pelabuhan di Laut Merah itu.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Houthi, Anees Alasbahi, mengatakan bahwa proses pencarian korban masih berlangsung di antara reruntuhan terminal bahan bakar tersebut.
"Tim penyelamat masih mencari jenazah-jenazah korban. Jumlah yang meninggal kemungkinan besar akan terus bertambah," ujarnya kepada media lokal.
Korban Terus Bertambah, Warga Memanas
Saluran TV Al-Masirah milik kelompok pemberontak melaporkan bahwa jumlah korban jiwa telah mencapai 80 orang, dengan 150 lainnya mengalami luka-luka.
Pejabat lokal yang dikutip dalam siaran tersebut mengungkapkan bahwa situasi darurat masih berlangsung dan rumah sakit kewalahan menangani gelombang korban.
Menanggapi serangan itu, Houthi langsung melancarkan aksi balasan. Mereka mengklaim telah menembakkan rudal ke arah Israel serta dua kapal induk milik Amerika Serikat.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka berhasil mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari arah Yaman.
Demonstrasi Pecah di Kota-Kota Houthi
Serangan udara ini memicu kemarahan besar di wilayah-wilayah yang dikuasai Houthi. Ribuan warga turun ke jalan di berbagai kota, termasuk ibu kota Sanaa.
Mereka meneriakkan yel-yel kecaman terhadap AS dan Israel.
"Matilah Amerika! Tamatlah Israel!" teriak para pengunjuk rasa dalam aksi besar-besaran.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menyampaikan pidato di hadapan massa yang berkumpul di pusat kota Sanaa.
"Peningkatan kekuatan militer Amerika dan agresi yang terus berlanjut terhadap negara kita hanya akan menyebabkan lebih banyak serangan balik dan operasi penyerangan, bentrokan dan konfrontasi," kata Saree lantang.
Houthi menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam menghadapi serangan ini dan berjanji akan membalas dengan lebih keras jika agresi berlanjut.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]