WahanaNews.co | Sejak invasi berlangsung, Rusia dikucilkan dunia Barat dengan hujanan sanksi di hampir seluruh sektor.
Negara Barat juga ingin memboikot Rusia dari panggung internasional seperti G20. Selain itu, Rusia juga diprediksi kehilangan ribuan tentaranya dan kini invasinya diyakini mengalami kemunduran.
Baca Juga:
Konser Berdarah di Moskow, Pemerintah Rusia Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan tidak menyesal melancarkan invasi ke Ukraina terlepas dari kerugian yang dihadapi Negeri Beruang Merah sejak operasi militer itu berlangsung Februari lalu.
Meski begitu, Putin menganggap invasi Rusia ke Ukraina "berjalan sesuai rencana". Ia malah menyalahkan negara Barat yang telah menghasut perang di Ukraina dan memainkan permainan "berbahaya, berdarah, dan kotor" dan menabur kekacauan di seluruh dunia.
"Periode sejarah dominasi Barat yang tak terbagi atas urusan dunia akan segera berakhir. Kita berdiri di perbatasan sejarah: Di depan mungkin adalah dekade paling berbahaya, tidak dapat diprediksi dan, pada saat yang sama, penting sejak akhir Perang Dunia II," kata Putin dalam pidatonya.
Baca Juga:
Soal Konflik di Ukraina, Presiden Erdagon Ungkap Putin Ingin Perang Berakhir
Mantan mata-mata Rusia berusia 70 tahun itu pun mengatakan "musuh kita, Barat, menghadapi kehancuran yang tak terhindarkan dari hegemoni mereka."
"Para pemimpin Barat Liberal telah merusak nilai-nilai tradisional"di seluruh dunia, menanamkan budaya dengan puluhan gender, parade gay di negara-negara lain," ujar Putin menambahkan seperti dikutip Reuters.
Putin pun yakin cepat atau akal lambat pusat-pusat baru tatanan dunia yang lebih multipolar akan muncul dan mengakhiri hegemoni Barat.
Amerika Serikat Cs, lanjutnya, harus memulai berdialog dengan Rusia dan kekuatan besar lain soal masa depan dunia. Menurut Putin, dunia saat ini tengah menghadapi era bahaya sejak Perang Dunia II.
"Periode sejarah dominasi Barat yang tak terbagi atas urusan dunia akan segera berakhir," kata Putin.
Menurut laporan Reuters, Putin terlihat santai selama lebih dari tiga setengah jam di acara tersebut. Padahal, sepanjang waktu itu, ia mendapat pertanyaan soal ketakutan perang nuklir, hubungan dengan Presiden China Xi Jinping, dan bagaimana perasaan dia soal tentara Rusia yang tewas dalam perang Ukraina.
Dalam kesempatan itu, Putin hanya mengatakan ia terus-menerus memikirkan korban tewas di Ukraina. Namun, dia tak memberikan rincian lebih lanjut soal kerugian yang dialami Moskow.
Rusia memang selama ini menutup rapat-rapat informasi yang berkaitan dengan perang di Ukraina. Namun, sejumlah pihak seperti Amerika Serikat dan Ukraina puluhan ribu tentara Rusia tewas.
Menurut data Ukraina, per 27 Oktober, sebanyak 69.220 tentara Rusia tewas, dan 207 ribu mengalami luka-luka sejak invasi dimulai. [tum]