WAHANANEWS.CO, Jakarta - Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance marah usai dikuntit oleh sejumlah pengunjuk rasa pro-Ukraina saat sedang berjalan-jalan dengan putrinya yang balita. Dia mengatakan putrinya sampai ketakutan dan cemas.
Dalam sebuah unggahan di X, Vance mengaku dirinya telah diikuti oleh sekelompok pedemo pro-Ukraina saat sedang berjalan bersama putrinya pada Sabtu (8/3).
Baca Juga:
Resmi, Trump Setop Bantuan Militer ke Ukraina
"Hari ini, ketika sedang berjalan-jalan dengan dengan putri saya yang berusia 3 tahun, sekelompok pengunjuk rasa 'Slava Ukraini' mengikuti kami dan berteriak sampai membuat putri saya cemas dan ketakutan," tulis Vance, Minggu (9/3).
Vance berujar ia akhirnya memutuskan untuk bicara dengan para pengunjuk rasa dengan harapan dirinya dan putrinya tak lagi diikuti. Beruntung, nyaris semua pengunjuk rasa saat itu setuju untuk tak lagi menguntitnya usai bicara.
"Percakapan itu sebagian besar penuh rasa hormat. Tapi, jika Anda mengejar anak 3 tahun sebagai bagian dari protes politik, Anda adalah orang yang buruk," tulis Vance.
Baca Juga:
Buntut dari Adu Mulut, Trump Hentikan Bantuan Militer Perang ke Ukraina
Vance telah menjadi sasaran para pendukung Ukraina lantaran dirinya dituding memprovokasi pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump di Oval Office pada 28 Februari lalu.
Pertemuan yang mestinya menyepakati soal mineral tanah jarang Ukraina itu berujung pengusiran Zelensky karena sang presiden terlibat adu mulut dengan Trump dan Vance.
Banyak pihak menganggap Vance yang memulai cekcok tersebut karena pernyataannya mengusik Zelensky. Vance menyebut Zelensky tak bersyukur atas bantuan yang telah diberikan AS selama ini.