WAHANANEWS.CO - Pada Jumat, 28 Februari 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wakil Presiden J.D. Vance mengkritik Presiden Volodymyr Zelensky karena dianggap kurang menunjukkan penghargaan atas dukungan yang telah diberikan AS sejak invasi Rusia pada Februari 2022.
Dan beberapa hari setelah adu mulut dengan Zelensky, Trump menangguhkan seluruh bantuan militer ke Ukraina.
Baca Juga:
Trump Berpaling, AS Kini Merapat ke Rusia dalam Konflik Ukraina
Keputusan ini dikonfirmasi oleh seorang pejabat Gedung Putih pada Selasa (4/3/2025). Dikatakan, bahwa Trump ingin memastikan bantuan AS benar-benar berkontribusi pada solusi damai bagi perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun akibat invasi besar-besaran Rusia.
"Trump fokus untuk mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri perang selama lebih dari tiga tahun yang dipicu oleh invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina dan ingin Zelensky 'berkomitmen' pada tujuan itu," ujar pejabat tersebut, seperti dikutip dari rmol.id, Selasa (4/3/3035).
Diketahui, ketegangan semakin meningkat setelah Zelensky, dalam konferensi pers di London, menyatakan bahwa perang dengan Rusia masih akan berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Pernyataan tersebut langsung menuai kecaman dari Trump.
Baca Juga:
AS Tinggalkan UNESCO dan UNRWA, Trump Sebut PBB Penuh Bias
"Ini adalah pernyataan terburuk yang bisa dibuat oleh Zelensky, dan Amerika tidak akan mentolerirnya lebih lama lagi!" tegas Trump dalam unggahan di platform media sosialnya, Truth Social.
Dalam acara di Gedung Putih pada Senin (2/3/2025) malam, Trump kembali menegaskan sikapnya.
"Jika seseorang tidak ingin membuat kesepakatan, saya pikir orang itu tidak akan bertahan lama. Orang itu tidak akan didengarkan dalam waktu lama," ungkapnya.