Otoniel dan saudaranya, yang terbunuh dalam serangan pada 2012, awalnya merupakan anggota kelompok gerilyawan kiri yang sekarang dikenal sebagai Popular Liberation Army atau Tentara Pembebasan Populer.
Otoniel kemudian berpindah pihak dan bergabung dengan musuh, yakni sebuah kelompok paramiliter sayap kanan.
Baca Juga:
Bantu Jaringan Narkoba Fredy Pratama, Ini Peran AKP Andri Gustami
Otoniel juga menolak untuk melucuti senjata ketika milisi menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah pada tahun 2006.
Dia bahkan kian terlibat dalam tindakan kriminal Kolombia dan mendirikan markas di wilayah Teluk Uraba sebagai markas narkoba utama yang dikelilingi oleh Samudra Pasifik dan Karibia di kedua sisinya.
Otoniel dikenal sebagai kepala Klan Teluk yang sangat ditakuti. Kelompoknya menguasai jalur penyelundupan kokain utama melalui hutan lebat di utara ke Amerika Tengah dan ke Amerika Serikat.
Baca Juga:
BNNP Kalteng Ungkap Jaringan Narkoba Lintas Provinsi
Dia masuk dalam daftar buronan yang paling dicari oleh Drug Enforcement Administration Amerika Serikat dengan tawaran hadiah senilai $ 5 juta.
Pria yang kini berusia 50 tahun itu pertama kali didakwa pada tahun 2009, di pengadilan federal Manhattan, atas tuduhan narkotika dan diduga memberikan bantuan kepada kelompok paramiliter sayap kanan yang ditetapkan pemerintah AS sebagai organisasi teroris.
Otoniel juga didakwa di pengadilan federal Brooklyn dan Miami atas tuduhan mengimpor sekitar 73 metrik ton kokain antara tahun 2003 hingga 2014 ke AS, melalui negara-negara seperti Venezuela, Guatemala, Meksiko, Panama, dan Honduras.