WahanaNews.co | Rencana Amerika Serikat (AS) untuk membuka kembali konsulatnya di Yerusalem dimentahkan pemerintah Israel dengan alasan memutus basis jangkauan diplomatik bagi warga Palestina.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (12/10/2021), penegasan itu disampaikan oleh Menteri Kehakiman Israel, Gideon Saar, dalam konferensi yang digelar surat kabar Jerusalem Post.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Konsulat AS di Yerusalem ditutup tahun 2019 dan dilebur ke dalam Kedutaan Besar AS, yang dipindah ke Yerusalem dari Tel Aviv tahun 2018 lalu oleh pemerintahan Presiden AS saat itu, Donald Trump. Langkah itu dipuji Israel, tapi dikecam Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota bagi negaranya di masa depan.
Presiden Joe Biden, pengganti Trump, ingin membuka kembali Konsulat AS di Yerusalem untuk memulihkan hubungan dengan Palestina. Konsulat AS di Yerusalem sebelumnya digunakan untuk mengakomodir warga Palestina.
"Tidak mungkin, tidak mungkin," tegas Saar ketika ditanya apakah pembukaan Konsulat AS di Yerusalem akan dilanjutkan.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
"Itu membutuhkan persetujuan Israel," imbuhnya.
"Kami tidak akan berkompromi dalam isu ini," ucap Saar menegaskan kembali.
Belum ada komentar Kedutaan AS soal penegasan Israel ini. Namun isu ini kemungkinan akan dibahas saat Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, berkunjung ke Washington DC pada Selasa (12/10) waktu setempat.