Di negara Afrika sendiri, tepatnya di Nigeria, kasus cacar monyet bukan hal yang asing. Negara itu mencatatkan 3.000 kasus cacar monyet per tahun. Ini yang kemudian membuat peneliti bingung bahwa cacar monyet bisa mewabah di Eropa dan Amerika Serikat tanpa pasien pernah punya riwayat ke Afrika.
"Ini kasus yang tidak biasa," ungkap dr Hans Kluge, Direktur WHO Eropa.
Baca Juga:
Berikut Tips Pencegahan Cacar Monyet Agar Tidak Tertular
Kemunculan penyakit ini, dijelaskan dr Kluge menunjukkan bahwa penularan telah berlangsung selama beberapa waktu. Meski kasusnya sejauh ini ringan. Sementara Direktur Pusat Keunggulan Afrika untuk Genomik Penyakit Menular Christian Happi mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di Eropa benar-benar tergolong dalam kasus luar biasa.
"Kami belum melihat apapun untuk mengatakan bahwa pola penularan cacar monyet telah berubah di Afrika. Jadi, Eropa memang harus menyelidikinya," ungkap Happi.
Hipotesisnya sementara adalah cacar monyet mewabah di Eropa karena pemberian vaksin cacar dihentikan negara-negara Eropa sejak 1980. Keputusan ini dinilainya mungkin secara tidak langsung membantu penyebaran cacar monyet hingga mewabah seperti sekarang.
Baca Juga:
Kasus Cacar Monyet di Jakarta Barat Bertambah Jadi 10 Orang
"Karena vaksin cacar dihentikan, artinya orang-orang tidak memiliki kekebalan terhadap cacar monyet," tutup Happi. [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.