Warga Palestina membalas dengan melemparkan batu.
Dilansir Al-Jazeera, Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Shtayyeh menyebut serbuan polisi Israel di Masjid Al-Aqsa itu sebagai "serangan brutal terhadap jemaah selama bulan suci", dan pertanda berbahaya.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Sementara itu di Gaza, juru bicara Hamas, yang menguasai daerah itu, mengatakan bahwa penggunaan kekuatan Israel di tempat suci tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja.
Hamas menuntut agar Israel membebaskan hampir 500 orang yang ditahannya pada hari Jumat, menghentikan "kunjungan provokatif" ke masjid Al-Aqsa oleh kelompok-kelompok Yahudi, dan mengakhiri serangan militer ke kota-kota Tepi Barat.
"Kami akan menarik garis lagi dalam membela Yerusalem dan kami akan meluncurkan era baru; senjata untuk senjata, dan kekuatan hanya akan dihadapi dengan kekerasan, dan kami akan mempertahankan Yerusalem dengan sekuat tenaga," kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum.
Baca Juga:
Setyo Budiyanto Terpilih sebagai Ketua KPK: OTT Tetap Senjata Utama
Ketegangan yang terjadi juga disebabkan bertepatannya bulan Ramadan dengan perayaan Paskah Yahudi.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 153 orang dirawat di rumah sakit dan "puluhan" lainnya dirawat di tempat kejadian.
Sementara itu, setidaknya tiga orang polisi Israel terluka.