WahanaNews.co | Suriah yang merupakan sekutu dekat Rusia, secara resmi mengumumkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Ukraina sebagai tanggapan atas langkah serupa oleh Kyiv.
"Republik Arab Suriah telah memutuskan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Ukraina sesuai dengan prinsip timbal balik," menurut pernyataan kementerian luar negeri Suriah, Rabu, 20 Juli 2022.
Baca Juga:
Presiden AS Joe Biden: Tidak Menginginkan Perang Meluas di Timur Tengah
Akhir bulan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Kyiv akan memutuskan hubungan setelah Suriah mengakui republik Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri.
Donetsk dan Luhansk merupakan wilayah yang didukung Rusia. “Tidak akan ada lagi hubungan antara Ukraina dan Suriah,” kata Zelensky saat itu.
Kementerian luar negeri Suriah mengatakan Ukraina pertama kali memutuskan hubungan pada 2018 dengan menolak memvalidasi ulang tempat tinggal staf diplomatiknya di Kyiv.
Baca Juga:
Gempuran Israel di Damaskus Berujung Kematian 4 Prajurit Garda Revolusi Iran
Sehingga, mustahil bagi para diplomat tersebut untuk melaksanakan tugas mereka. Kedutaan Suriah pada waktu itu menangguhkan tugasnya sebagai akibat dari sikap bermusuhan pemerintah Ukraina.
Pengumuman itu datang ketika Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad bertemu dengan pejabat Iran di Teheran, sehari setelah pertemuan puncak antara para pemimpin Rusia, Iran dan Turki di ibukota Iran.
Dalam kunjungannya itu, Presiden Rusia Vladimir Putin membahas konflik di Suriah dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Hubungan Moskow dan Damaskus kian dekat setelah Putin ikut campur dalam perang saudara Suriah dengan mendukung Presiden Bashar al-Assad.
Pada gilirannya, pemerintah Assad memihak Rusia di 2018 untuk mengakui dua republik memisahkan diri yang disponsori Rusia, Abkhazia dan Ossetia Selatan, yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Georgia.
Suriah juga telah mengakui kemerdekaan negara-negara yang memisahkan diri dari Ukraina di wilayah Donetsk dan Luhansk. Pada bulan April, para analis mengatakan bahwa Rusia berusaha menarik militan Suriah ke Ukraina untuk bergabung dengan pasukannya. [qnt]