WahanaNews.co | Radiasi nuklir di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl dan sekitarnya menunjukkan peningkatan usai pertempuran sengit antara pasukan Ukraina dan Rusia di wilayah tersebut.
Radiasi gamma telah meningkat hingga 20 kali dari biasanya di daerah tersebut.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Data online dari sistem pemantauan radiasi otomatis zona eksklusi Chernobyl menunjukkan bahwa radiasi gamma telah meningkat dua puluh kali lipat di atas tingkat biasanya di beberapa titik pengamatan.
Pejabat badan nuklir Ukraina menyebutkan kondisi ini akibat debu radioaktif yang dibuang oleh pergerakan peralatan militer berat di daerah.
Seorang profesor degradasi bahan nuklir di Universitas Sheffield di Inggris, Claire Corkhill, menulis di Twitter bahwa radiasi gamma di sekitar pabrik Chernoybl, "Tampaknya telah meningkat sekitar 20 kali lipat dibandingkan dengan beberapa hari yang lalu.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Namun, kehati-hatian harus diambil untuk tidak menafsirkan secara berlebihan pada tahap ini," katanya dikutip dari laman Live Science, Senin (28/2/2022).
Situs bekas reaktor nuklir Chernobyl hanya berjarak 97 km di utara ibu kota Ukraina, Kiev. Posisinya cukup strategi, terletak di rute invasi langsung antara Kiev dan titik masuk pasukan Rusia ke Ukraina di utara yang berbatasan dengan Belarusia.
Claire Corkhill menyebutkan bahwa sebagian besar peningkatan radiasi terjadi di sekitar rute utama masuk dan keluar dari zona eksklusi Chernobyl, serta reaktor.
“Ini cenderung menunjukkan bahwa peningkatan pergerakan orang atau kendaraan mungkin telah mengganggu debu radioaktif," ujarnya dalam tweet terpisah.
Corkhill mengatakan, bahan bakar yang sangat radioaktif di dalam reaktor Chernobyl terkubur jauh di bawah pembangkit dan tidak mungkin dilepaskan kecuali reaktor tersebut ditargetkan (pengeboman) secara langsung. Pertempuran di sekitar pabrik hanyalah sebagian kecil dari invasi Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
Pertempuran sengit di sekitar pabrik pada hari Kamis 24 Februari 2022 menimbulkan kekhawatiran jika ada amunisi nyasar yang secara tidak sengaja menembus dua lapisan perlindungan reaktor nuklir sehingga menyebabkan kebocaran. Lapisan itu terdiri dari struktur kurungan luar yang baru dan sarkofagus beton bagian dalam.
Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov mengatakan bahwa radiasi di sekitar Chernobyl dalam tingkat normal. Pasukan Rusia bekerja sama dengan staf fasilitas nuklir Chernobyl untuk memastikan keamanan daerah tersebut.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl dikuasai tentara Rusia sejak Kamis 24 Februari 2002, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina dini hari. Para pekerja di fasilitas itu, yang bertugas memantau dan menjaga tingkat radiasi dalam batas aman, disandera pasukan Rusia. [qnt]