Meski begitu, Perez-Shakdam membantah semua tuduhan tersebut. Ia mengklaim bahwa dirinya bukan agen rahasia dan perubahan sikapnya terhadap Israel terjadi karena alasan pribadi dan moral.
Pergeseran posisi politiknya disebut bermula dari percakapan dengan anaknya soal konflik Israel dan Palestina.
Baca Juga:
Citra Satelit Ungkap Serangan Rudal Iran Hantam 3 Bangunan di Pangkalan Udara Israel
Pertanyaan dari sang anak membuatnya mempertanyakan keyakinan yang selama ini ia pegang.
"Saya tak ingin muncul di poster untuk Israel. Tapi, penting mematahkan narasi kebencian," ujarnya.
Sebelum perubahan sikap itu, nama Perez-Shakdam sempat populer di berbagai kanal media pemerintah Iran. Ia menjadi salah satu wajah yang digunakan untuk menyebarkan narasi resmi Teheran, hingga akhirnya mendukung musuh utama negara itu.
Baca Juga:
Menkeu Israel Desak Mossad Hancurkan Jalur Gaza Sepenuhnya
Kini, media-media Iran ramai-ramai menghapus jejak keterlibatan mereka dengan Perez-Shakdam.
Sejumlah tokoh dan institusi juga buru-buru menyatakan bahwa mereka tak pernah memiliki hubungan langsung dengannya.
Sejak gelombang serangan dari Israel meningkat, otoritas Iran memperketat sistem keamanan dan memperluas operasi penangkapan terhadap orang-orang yang dicurigai bekerja untuk badan intelijen asing, terutama Mossad.