WahanaNews.co | Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengungkapkan penduduk dunia bakal menghadapi 'tsunami long Covid' dalam tiga hingga lima tahun mendatang.
Menurut Dicky, peristiwa tsunami long Covid dunia bukan hal yang aneh. Sebab, peristiwa itu jelas disebutkan dalam sumber literatur mengenai pandemi virus.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
"Long Covid ini akan jadi tsunami, akan jadi tsunami dunia mungkin 3-5 tahun ke depan dan itu bukan hal aneh dalam setiap pandemi virus," kata Dicky dalam diskusi virtual, Jumat (3/12).
Menurut Dicky, peristiwa long covid dalam jumlah banyak itu mengakibatkan kualitas sumber daya manusia menurun. Karenanya, ia mengingatkan bahwa mencegah penularan Covid-19 merupakan langkah yang lebih baik.
Selain itu, Dicky juga menyebut bahwa masalah perubahan iklim yang saat ini sedang menjadi momok banyak negara di dunia berkaitan dengan pandemi.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Dicky menjelaskan perubahan iklim akan membuat habitat dari bintang-binatang liar menjadi hilang atau berkurang. Dampaknya, jumlah beberapa spesies di dunia juga akan berkurang atau bahkan mengalami kepunahan.
Hal ini, kata Dicky, akan membuat virus atau parasit pada binatang yang punah tersebut mencari inang baru. Wujudnya, bisa hewan maupun manusia.
"Kemusnahan dari spesies hewan ini akan berimplikasi pada si virus yang ada atau parasit yang ada di hewan ini akan mencari inang baru, tuan rumah baru dan itu bisa hewan bisa manusia," kata Dicky.
Padahal, jumlah virus di dunia kurang lebih mencapai 1,6 juta jenis. Setengah dari 1,6 juta virus tersebut berpotensi menyebabkan penyakit pada manusia.
Di sisi lain, kata Dicky, baru satu persen dari setengah virus yang bisa menular pada manusia itu diketahui oleh pakar. Jenis virus lainnya terdapat pada binatang liar yang hingga saat ini belum diketahui. [dhn]