Lebih lanjut pertemuan para menteri Uni Eropa pada Senin memperingatkan bahwa memenuhi sepenuhnya permintaan Moskow untuk pembayaran gas dalam rubel akan melanggar sanksi Uni Eropa yang ada.
Seperti diketahui, Benua Biru atau Eropa punya ketergantungan terhadap gas dari Rusia dan mungkin saja memutus aliran gasnya ke semua negara. Pasalnya, Eropa mendapatkan 40% pasokan gasnya dari Rusia. Tahun lalu, Moskow mengirim sekitar 155 miliar meter kubik (bcm) ke wilayah itu.
Baca Juga:
Jokowi Pikir-pikir Beli Minyak Rusia, Lebih Banyak Untung atau Ruginya?
Lalu apa yang akan terjadi bila Rusia benar-benar memotong aliran gasnya?
Beberapa ekonom telah memperingatkan bahwa akan timbul resesi yang cukup tajam bila hal ini dilakukan. Mereka menyebut negara yang akan sangat terdampak oleh hal ini adalah Jerman, yang notabene adalah ekonomi terbesar di Benua Biru.
"Jika pasokan gas diputus, ekonomi Jerman akan mengalami resesi yang tajam. Dalam hal kebijakan ekonomi, penting untuk mendukung struktur produksi yang dapat dipasarkan tanpa menghentikan perubahan struktural," kata Stefan Kooths, wakil presiden dan direktur riset untuk siklus bisnis dan pertumbuhan di Kiel Institute seperti dikutip CNBC International, Kamis.
Baca Juga:
Hujani Putin Sanksi, Barat Tetap Gagal Bikin Keok Rusia
"Perubahan ini akan mempercepat industri padat gas bahkan tanpa boikot, karena ketergantungan pada pasokan Rusia, yang telah tersedia dengan harga yang menguntungkan hingga saat ini, bagaimanapun juga harus diatasi dengan cepat." [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.