WAHANANEWS.CO, Jakarta - Amerika Serikat (AS) menggebrak Karibia dengan pengerahan 10 jet tempur siluman F-35 ke Puerto Riko, langkah dramatis yang disebut Presiden Donald Trump sebagai bagian dari "perang melawan kartel narkoba," namun juga memicu ketegangan baru dengan Venezuela setelah insiden udara yang disebut Washington sebagai provokasi.
Menurut laporan AFP dan Reuters pada Minggu (7/9/2025), pengerahan F-35 itu dilakukan tak lama setelah pesawat tempur Venezuela terbang di atas kapal perang Amerika Serikat di perairan internasional.
Baca Juga:
Trump Berencana Ganti Nama Departemen Pertahanan Jadi Departemen Perang
Sumber-sumber menyebutkan, ke-10 jet tempur F-35 tersebut ditempatkan di sebuah lapangan terbang Puerto Riko untuk memperkuat kapal-kapal perang AS yang sudah lebih dulu berada di Karibia selatan, sebagai bagian dari tekanan Trump terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang dituduh AS terlibat dalam kartel narkoba.
Pentagon menyatakan bahwa pada Kamis (4/9/2025), dua pesawat militer Venezuela terbang dekat kapal perang USS Jason Dunham, sebuah kapal perusak AS yang menjadi bagian dari armada berisi tujuh kapal perang dengan lebih dari 4.500 pelaut dan marinir.
Seorang pejabat AS menyebut dua F-16 Venezuela terbang di atas USS Dunham dalam manuver yang diklaim sangat provokatif, sementara marinir dan pelaut AS melakukan latihan amfibi serta operasi penerbangan di wilayah selatan Puerto Riko.
Baca Juga:
Trump Resmi Potong Besar-Besaran Bantuan AS, PBB Peringatkan Krisis Anggaran
Pasukan AS pada Selasa (2/9/2025) bahkan meledakkan sebuah kapal yang disebut sebagai "kapal narkoba" milik kelompok kriminal Venezuela Tren de Aragua, dalam serangan yang menewaskan 11 orang dan menandai eskalasi penggunaan kekuatan militer untuk persoalan yang sebelumnya dianggap ranah penegakan hukum.
Presiden Maduro mengecam pengerahan kekuatan tersebut sebagai "ancaman terbesar yang pernah dihadapi benua kita dalam 100 tahun terakhir" dan memobilisasi sekitar 340.000 personel militer serta mengklaim lebih dari delapan juta pasukan cadangan siap bertempur jika negaranya diserang.
"Jika Venezuela diserang, negara ini akan segera memasuki periode perjuangan bersenjata," ujar Maduro kepada koresponden asing.