Trump, dalam pernyataannya di Oval Office pada Rabu (3/9/2025), menyebut Venezuela sebagai sumber narkoba sekaligus penjahat dunia, meski tanpa bukti detail soal awak kapal yang diserang.
Saat ini, ada delapan kapal Angkatan Laut AS yang ikut dalam operasi kontra-narkotika di Amerika Latin, termasuk tiga kapal serbu amfibi, dua kapal perusak, satu kapal penjelajah, satu kapal tempur pesisir di Karibia, serta satu kapal perusak di Pasifik timur.
Baca Juga:
SEAL Team 6 Tembak Mati Awak Kapal Korut, Trump: Saya Baru Dengar Sekarang
Trump bahkan mengganti nama Departemen Pertahanan menjadi "Departemen Perang" dan menyebut langkah Venezuela sebagai upaya mengganggu operasi kontra-narkotika sekaligus kontra-teror AS.
Caracas menuduh Washington melakukan pembunuhan di luar hukum, sementara kritik juga datang dari dalam negeri AS, termasuk Anggota Kongres Ilhan Omar yang menyebut Trump bertindak di luar kewenangan karena Kongres tidak pernah menyatakan perang terhadap Venezuela maupun Tren de Aragua.
"Penetapan suatu kelompok sebagai organisasi teroris semata tidak memberikan Presiden wewenang penuh untuk mengabaikan kewenangan konstitusional Kongres dalam masalah perang dan perdamaian," kata Omar.
Baca Juga:
Trump Berencana Ganti Nama Departemen Pertahanan Jadi Departemen Perang
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dalam kunjungannya ke Amerika Latin menegaskan dukungan terhadap operasi militer tersebut dengan menyebut satu-satunya cara menghentikan para penyelundup adalah dengan "meledakkan mereka" sebelum narkoba masuk ke Amerika Serikat.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.