Beberapa jam kemudian, Prigozhin mengatakan pasukannya telah menguasai situs militer di Rostov-on-Don, Rusia selatan.
Presiden Vladimir Putin menyebut pemberontakan Wagner sebagai ancaman mematikan bagi Rusia. Ia juga melabel Wagner sebagai pengkhianat dan menusuk dari belakang rakyat Rusia.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Putin juga mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan para pemimpin Kazakhstan dan Uzbekistan.
Ia juga menelepon sekutunya, pemimpin Belarus Alexander Lukashenko, yang beberapa jam kemudian mengumumkan bahwa dia telah merundingkan kesepakatan dengan Prigozhin untuk menghentikan pergerakan pasukan Wagner dan mengurangi ketegangan.
Prigozhin pun sepakat menarik pasukannya sebelum sempat tiba di Moskow dan menyatakan siap pergi keluar Rusia.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Sementara itu, Kremlin menegaskan Rusia mencabut seluruh tuntutan kriminal terhadap Prigozhin dan tentaranya.
Di bawah kesepakatan mediasi Lukashenko, Kremlin mengatakan bahwa Prigozhin akan berangkat ke Belarusia. Kemudian kasus pidana terhadapnya akan dibatalkan.
Sementara itu, tentara Wagner juga tak akan dijatuhkan sanksi apa pun oleh Moskow.
Pemberontakan Wagner menandai tantangan terbesar bagi pemerintahan panjang Putin dan krisis keamanan paling serius di Rusia sejak ia berkuasa pada 1999.