WahanaNews.co, Jakarta - Terjadi fenomena baru di arena kerja Korea Selatan, ketika konglomerat-konglomerat mulai ragu untuk merekrut pekerja baru, bahkan sejumlah besar perusahaan besar berencana untuk merekrut kurang dari 100 pekerja.
Fenomena ini terungkap melalui hasil survei yang dilakukan oleh portal kerja online Incruit pada hari Kamis (8/2/2024).
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Dalam laporan tersebut, terlihat bahwa konglomerat-konglomerat tersebut enggan membuka lowongan pekerjaan karena prospek bisnis mereka dipenuhi oleh ketidakpastian.
"Incruit dapat mengonfirmasi bahwa perusahaan-perusahaan ini mengadopsi pendekatan yang sangat konservatif terhadap rencana perekrutan mereka," ujar CEO Incruit, Seo Mi-young, seperti yang dikutip oleh Korea Herald.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar 67% dari konglomerat yang memiliki lebih dari 1.000 karyawan mengkonfirmasi adanya rencana perekrutan pada tahun ini.
Baca Juga:
Pengusaha WN Korsel Ditangkap KLHK Sulbar Soal Tambang Pasir: CV Wahab Tola Sah Punya IUP dan SHM
Jumlah ini mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut dari masing-masing 72% dan 73% pada tahun 2023 dan 2022.
Incruit melakukan survei terhadap 88 konglomerat, 134 perusahaan menengah dengan jumlah karyawan 300-999, dan 488 perusahaan kecil dengan karyawan kurang dari 300, dalam periode 22-30 Januari 2024.
Laporan tersebut menyatakan bahwa banyak perusahaan belum mengkonfirmasi rencana perekrutan mereka. Dari 710 perusahaan yang berpartisipasi, 41,4% menyatakan telah menetapkan rencana perekrutan, sementara 29,9% mengaku masih belum memutuskan.
Proyeksi menunjukkan bahwa jumlah rekrutmen oleh perusahaan konglomerasi diperkirakan akan mengecil pada tahun ini. Dari 88 konglomerat yang disurvei, hanya 3,8% yang menyatakan akan merekrut lebih dari 100 karyawan baru.
Proporsi konglomerat yang merencanakan perekrutan karyawan dalam kisaran 10-99 tahun mencapai 67,3%, mengalami penurunan sekitar 10 poin persentase dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, konglomerat yang berencana merekrut kurang dari 10 karyawan baru mencapai 28,8%.
Pada tahun 2024, proporsi keseluruhan perusahaan yang memiliki rencana perekrutan tahunan juga mengalami penurunan.
Tahun ini, 71,3% dari 710 perusahaan yang berpartisipasi dalam survei mengatakan berencana merekrut karyawan baru tahun ini.
Angka ini turun secara signifikan dibandingkan tahun lalu, ketika jumlahnya mencapai 79,3%, setelah pulih dari 51,9% pada tahun 2022.
Dari total 710 perusahaan yang turut serta dalam survei, 65,6% menyatakan niat mereka untuk merekrut kurang dari 10 orang pada tahun ini, sementara 33% berencana untuk merekrut antara 10 hingga 99 orang.
Hanya 1,4% dari keseluruhan perusahaan yang menyatakan niat untuk merekrut lebih dari 100 orang.
Sementara itu, perusahaan menengah dan kecil juga terlihat mengurangi skala perekrutan mereka pada tahun ini.
Menurut laporan tersebut, 73,9% dari 134 perusahaan menengah dan 71,3% dari 488 perusahaan kecil telah menyelesaikan rencana perekrutan mereka untuk tahun ini, namun angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 75,5% dan 81,3%.
Perusahaan-perusahaan berukuran kecil mungkin menghadapi tantangan dalam menarik karyawan baru.
Seorang sumber industri mengungkapkan, "Perusahaan berukuran kecil kemungkinan akan terus menghadapi kesulitan dalam merekrut karyawan baru karena generasi muda cenderung lebih memilih untuk bekerja di konglomerat."
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]