Di tengah mandeknya upaya diplomatik, Ukraina menghadapi tekanan besar di garis depan, terutama di kawasan timur negara itu.
Serangan Drone Terbesar Sejak 2022
Baca Juga:
Perundingan Damai Rusia-Ukraina di Turki, Putin Dipastikan Absen
Di saat ketegangan diplomatik memuncak, Rusia melancarkan serangan drone paling masif terhadap Ukraina sejak awal invasi skala penuh dua tahun lalu.
Serangan udara itu terjadi pada Minggu malam, usai kegagalan dialog langsung pertama antara delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya mengusulkan pertemuan langsung dengan Presiden Vladimir Putin di Turki.
Baca Juga:
Menkum: Eks Aggota TNI AL Tak Ajukan Penghapusan WNI Usai Aktif di Militer Rusia
Namun, usulan itu ditolak. Sebaliknya, Rusia hanya menawarkan pembicaraan non-presidensial sebagai alternatif. Kedua pihak gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata 30 hari yang diajukan Ukraina dan negara-negara Barat.
“Kami sepakat untuk menukar masing-masing 1.000 tawanan perang, tapi belum ada terobosan soal gencatan senjata,” ungkap ketua delegasi Ukraina.
Sementara itu, Kepala Intelijen Ukraina Kyrylo Budanov menyatakan dalam siaran televisi nasional bahwa “pertukaran tawanan mungkin bisa terjadi paling cepat minggu depan.”