Di tengah mandeknya upaya diplomatik, Ukraina menghadapi tekanan besar di garis depan, terutama di kawasan timur negara itu.
Serangan Drone Terbesar Sejak 2022
Baca Juga:
Perang Langit Memanas, Rudal Kh-31P Rusia Tembus Perisai Patriot di Ukraina
Di saat ketegangan diplomatik memuncak, Rusia melancarkan serangan drone paling masif terhadap Ukraina sejak awal invasi skala penuh dua tahun lalu.
Serangan udara itu terjadi pada Minggu malam, usai kegagalan dialog langsung pertama antara delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya mengusulkan pertemuan langsung dengan Presiden Vladimir Putin di Turki.
Baca Juga:
Tu-214 Berubah Jadi Monster Udara: Rusia Siap Luncurkan Rudal Mematikan dari Jet Sipil
Namun, usulan itu ditolak. Sebaliknya, Rusia hanya menawarkan pembicaraan non-presidensial sebagai alternatif. Kedua pihak gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata 30 hari yang diajukan Ukraina dan negara-negara Barat.
“Kami sepakat untuk menukar masing-masing 1.000 tawanan perang, tapi belum ada terobosan soal gencatan senjata,” ungkap ketua delegasi Ukraina.
Sementara itu, Kepala Intelijen Ukraina Kyrylo Budanov menyatakan dalam siaran televisi nasional bahwa “pertukaran tawanan mungkin bisa terjadi paling cepat minggu depan.”