Seorang pembantu Harris, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa Biden menjadi faktor utama kekalahan Harris dan Demokrat dalam pemilu kali ini.
Selain itu, kampanye Demokrat yang kurang terkoordinasi juga mendapat sorotan.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Di negara-negara bagian kunci, tim Harris dinilai gagal menjalin hubungan erat dengan pejabat setempat, yang berujung pada kesulitan dalam menggalang dukungan penting.
Di Pennsylvania, komunitas Yahudi Demokrat mengeluhkan minimnya koordinasi dengan pejabat lokal, yang berpengaruh pada upaya meraih suara.
Minimnya interaksi langsung Harris dengan media besar juga menjadi persoalan, di mana Harris menunda wawancara eksklusif selama lebih dari sebulan setelah memulai kampanye, dan dalam wawancara terbatasnya, ia menghindari penjelasan detail soal kebijakan.
Baca Juga:
Pilpres AS 2024: Dukungan Muslim Bawa Trump Menang atas Kamala
Harris tetap mempertahankan kesetiaan pada Biden, meskipun ada ruang untuk menunjukkan perbedaan.
Kekalahan ini memicu reaksi keras di internal Partai Demokrat, dengan beberapa pihak menyerukan evaluasi mendalam atas kegagalan partai dalam mencegah ‘gelombang merah’ pendukung Partai Republik.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.