Pembatasan penggunaan listrik ini mulai berdampak bagi korporasi yang beroperasi di wilayah tersebut. Produsen pestisida Lier Chemical Co Ltd mengkonfirmasi bahwa pembatasan akan berlanjut hingga Kamis.
JinkoSolar sebagai produsen peralatan tenaga surya utama, mengatakan fasilitas manufaktur Sichuan telah dihentikan sebagai akibat dari kekurangan daya, menambahkan bahwa tidak pasti berapa lama tindakan itu akan berlangsung.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Toyota Motor Corp secara bertahap melanjutkan operasinya di pabrik Sichuan di China pada hari Senin menggunakan generator listrik setelah menghentikan operasi minggu lalu.
Beberapa pabrik di Sichuan dan Chongqing, termasuk pabrik pembuat baterai terkemuka CATL dan raksasa kendaraan listrik BYD, hanya dapat beroperasi sebagian dalam beberapa pekan terakhir karena kekurangan daya.
Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pabrik Yibin CATL membuat sel baterai untuk Tesla dan ada kekhawatiran bahwa gangguan pada akhirnya dapat mempengaruhi pembuat mobil AS, meskipun produksi di pabrik Shanghai tetap tidak berubah.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Tak hanya di China, Ancaman pemadaman listrik telah mendorong Jepang untuk mengaktifkan pembangkit listrik tenaga nuklir. Jepang sedang merencanakan perubahan dramatis kembali ke tenaga nuklir lebih dari satu dekade setelah bencana Fukushima.
Tujuannya untuk memulai kembali menyapu reaktor yang menganggur dan untuk mengembangkan pembangkit baru menggunakan teknologi generasi berikutnya.
Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pada hari Rabu bahwa pemerintah akan mengeksplorasi pengembangan dan pembangunan reaktor baru karena negara tersebut bertujuan untuk menghindari ketegangan baru pada jaringan listrik yang tertekuk di bawah permintaan berat musim panas ini, dan untuk mengekang ketergantungan negara pada impor energi. Surat kabar Nikkei melaporkan langkah tersebut sebelum pengumuman resmi Kishida.