WahanaNews.co | Kerusakan yang terjadi pada jaringan listrik Ukraina telah mencapai skala sangat besar, gara-gara serangan Rusia yang terus menargetkan infrastruktur vital itu.
CEO perusahaan energi Ukraina Ukrenegro, Volodymyr Kudrytskyi, mengatakan dalam jumpa pers Selasa (22/11/2022) bahwa serangan Rusia baru-baru ini pada dasarnya merusak semua pembangkit listrik termal dan hidrolik di seantero negeri itu.
Baca Juga:
Diam-diam Bela Iran, Rusia Kerahkan Kapal dengan Rudal Supersonik
"Tidak ada gardu yang tidak rusak untuk transportasi listrik di semua jaringan. Sayangnya, gardu besar yang signifikan mengalami lima atau bahkan hingga delapan serangan sehingga tingkat kerusakannya sangat besar," ujarnya dikutip Newsweek.
Ia mengatakan sistem transmisi membutuhkan waktu untuk menyambung kembali ke mayoritas konsumen. Untuk menstabilkan kembali transmisi, dibutuhkan waktu kurang lebih dua atau tiga hari.
"Kami tidak dapat menghasilkan daya yang cukup untuk konsumen. Butuh waktu untuk memulihkan jaringan dan untuk menjaga keseimbangan antara konsumsi fisik dan pembangkitan fisik tenaga listrik di jaringan. Jika tidak, kita berisiko mengalami keruntuhan jaringan listrik," tambahnya.
Baca Juga:
China dan Rusia Perkuat Hubungan Tetangga dalam 75 Tahun Terakhir
Dalam sebuah unggahan Facebook, Ukrenegro mengumumkan penutupan yang direncanakan di kota Kyiv, Chernihiv, Cherkasy, Zhytomyr, Sumy, Kharkiv, Poltava dan Donetsk mulai Selasa lalu.
Sementara itu, CEO penyedia energi Ukraina YASNO, Sergey Kovalenko, menuliskan bahwa situasinya bahkan lebih mengerikan karena musim dingin yang sangat dingin akan segera melanda negara itu.
"Meskipun pemadaman sekarang lebih sedikit, saya ingin semua orang mengerti: orang Ukraina kemungkinan besar harus hidup dalam mode mati setidaknya sampai akhir Maret," tulis Kovalenko dalam akun Facebooknya.