WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kantor Media Pemerintah Gaza menuding Israel telah melakukan "kejahatan mengerikan yang sengaja diulangi" dengan memikat warga Palestina yang kelaparan ke pusat distribusi bantuan, yang didukung Amerika Serikat, sebelum menembaki mereka secara brutal.
Hari ini, jumlah korban tewas bertambah 27 orang, menjadikan total kematian para pencari bantuan di wilayah Rafah dan Koridor Netzarim sejak 27 Mei mencapai 102 jiwa, sementara korban luka mencapai 490 orang.
Baca Juga:
AS Panik, Inggris dan Prancis Diperingatkan agar Tak Akui Negara Palestina
Insiden ini terjadi sejak Yayasan Bantuan Gaza mulai beroperasi di wilayah tersebut.
“Pusat distribusi ‘bantuan’ itu, yang berada di zona merah terbuka dan berbahaya di bawah kendali penuh tentara pendudukan, telah berubah menjadi ladang pembantaian. Warga sipil yang kelaparan dipancing ke sana oleh kondisi kelaparan yang melumpuhkan dan pengepungan yang makin ketat,” tulis kantor media dalam pernyataan resminya di Telegram.
“Mereka kemudian ditembak dengan sengaja dan dingin, dalam adegan yang mencerminkan kebencian proyek ini dan mengungkapkan niat sebenarnya,” tambahnya.
Baca Juga:
Dukung Rezim Zionis, Inilah Negara-negara Superpower di Balik Iron Dome
Kantor Media Gaza mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dewan Keamanan, dan organisasi-organisasi hak asasi manusia untuk memikul tanggung jawab moral dan hukum, mengambil tindakan segera, serta memberikan tekanan agar penyeberangan resmi dibuka tanpa syarat dan tanpa campur tangan dari pasukan pendudukan.
“Situasinya persis seperti hari-hari sebelumnya. Warga Palestina bergerak menuju titik distribusi di Rafah untuk mendapatkan makanan. Para saksi mengatakan terjadi kekacauan. Tidak ada sistem, tidak ada aturan,” ungkap pernyataan tersebut.
Menurut kantor media, suasana di lapangan sangat kacau, hingga warga “harus berlari lebih dulu demi bisa mendapatkan makanan.”