WAHANANEWS.CO, Jakarta - Seorang jurnalis Palestina tewas terbakar dalam serangan udara Israel yang menghantam tenda wartawan di Jalur Gaza selatan pada Minggu (7/4/2025) malam.
Sedikitnya 10 orang lainnya mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.
Baca Juga:
Pemogokan Umum di Tepi Barat, Solidaritas Gaza dan Hentikan Genosida Israel
Rekaman yang beredar di media sosial memperlihatkan Hilmi Al-Faqaawi, jurnalis yang menjadi korban, terbakar saat serangan menghantam tenda tempatnya berlindung di Khan Younis. Rekan-rekannya berusaha menyelamatkannya, tetapi gagal.
Video lain menunjukkan tubuhnya yang hangus dibungkus selimut sebelum dibawa pergi.
Sembilan jurnalis lainnya serta satu individu mengalami luka-luka dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Nasser, yang sebelumnya juga menjadi target serangan udara bulan lalu.
Baca Juga:
44 Orang Dilaporkan Tewas, Israel Terus Gempur Gaza
Salah satu jurnalis yang terluka diidentifikasi sebagai Ahmed Mansour, yang saat ini dalam kondisi kritis.
Para jurnalis dan aktivis Palestina membagikan foto-fotonya di media sosial untuk menunjukkan dampak serangan tersebut.
Insiden ini mengingatkan pada serangan udara Israel pada Oktober 2024, yang menewaskan sejumlah warga sipil setelah lokasi perkemahan dekat Rumah Sakit Al-Aqsa menjadi sasaran.
Kematian Al-Faqaawi menambah daftar panjang jurnalis Palestina yang tewas sejak perang pecah pada Oktober 2023, dengan total korban mencapai sedikitnya 210 orang.
Menargetkan jurnalis atau gagal membedakan antara warga sipil dan kombatan di wilayah konflik dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang berdasarkan hukum humaniter internasional.
Menurut laporan terbaru dari proyek Biaya Perang oleh Watson Institute for International and Public Affairs, konflik di Gaza menjadi yang paling mematikan bagi jurnalis dalam sejarah.
Jumlah jurnalis yang tewas di Palestina telah melampaui total korban dari dua Perang Dunia, Perang Vietnam, konflik di Yugoslavia, serta invasi AS di Afghanistan.
Serangan Israel ke Gaza kembali meningkat sejak pertengahan Maret, setelah sebelumnya mereda selama Januari akibat gencatan senjata dengan Hamas.
Dalam kesepakatan tersebut, Hamas membebaskan puluhan tawanan Israel dan asing sebagai imbalan atas pembebasan ribuan tahanan Palestina dari penjara Israel.
Sejak pertempuran kembali berkecamuk, lebih dari 1.330 orang tewas dan hampir 3.300 lainnya terluka. Secara keseluruhan, korban jiwa sejak 2023 telah melebihi 50.000 orang, sebagian besar warga sipil.
Pada Minggu malam, Hamas mengklaim telah meluncurkan roket ke kota Ashdod, Israel, sebagai respons atas serangan yang terus berlangsung di Gaza.
Satu proyektil dilaporkan jatuh, menyebabkan kerusakan material, tetapi tidak menimbulkan korban jiwa.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]