WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dunia kembali diguncang laporan memilukan dari Gaza.
Tuduhan serius kini menghantam militer Israel setelah laporan dari surat kabar Haaretz menyebut pasukan bersenjata diperintahkan untuk menembaki kerumunan warga sipil Palestina di lokasi distribusi bantuan.
Baca Juga:
Netanyahu Klaim Pemimpin Hamas Mohammed Sinwar Tewas
Aksi ini memicu kecaman global dan menimbulkan pertanyaan besar tentang potensi pelanggaran hukum internasional.
Menurut Haaretz, tentara Israel mendapat perintah langsung dari komandan mereka untuk menggunakan tembakan sebagai alat pembubaran massa.
Perintah itu diduga dikeluarkan untuk membersihkan area di sekitar zona distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza.
Baca Juga:
Hamas Bebaskan Sandera, Israel Malah Tunda Pelepasan Tahanan Palestina
Ratusan prajurit yang terlibat mengklaim bahwa mereka hanya menjalankan instruksi, meskipun kekuatan yang digunakan disebut-sebut berlebihan terhadap warga sipil tak bersenjata yang tak tampak menimbulkan ancaman langsung.
Advokat Jenderal Militer Israel menanggapi tuduhan tersebut dengan menyatakan bahwa penyelidikan telah diperintahkan.
Haaretz mengutip laporan yang bersumber dari Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (28/6/2025), menyebut penyelidikan ini akan menelusuri kemungkinan terjadinya kejahatan perang.
Di sisi lain, militer Israel membantah keras tuduhan bahwa mereka memerintahkan penembakan langsung ke warga sipil.
Dalam pernyataannya kepada Reuters, militer menyebut bahwa mereka justru tengah meningkatkan "respons operasional" di sekitar area bantuan.
Beberapa langkah yang dilakukan termasuk memasang pagar, rambu-rambu tambahan, serta membuka jalur baru ke lokasi distribusi bantuan.
Sumber anonim yang dikutip Haaretz menyebut, sebuah unit khusus telah dibentuk untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hukum internasional oleh tentara Israel selama sebulan terakhir di sekitar zona distribusi bantuan.
Militer menambahkan bahwa sejumlah insiden memang sedang ditinjau oleh otoritas yang berwenang.
"Setiap tuduhan penyimpangan dari hukum atau arahan militer Israel akan diperiksa secara menyeluruh, dan tindakan lebih lanjut akan diambil sebagaimana diperlukan," kata perwakilan militer.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant turut angkat suara, membantah laporan yang diterbitkan Haaretz.
Mereka menyebut pemberitaan itu sebagai “kebohongan jahat” yang ditujukan untuk merusak citra militer Israel di tengah tekanan global.
"Laporan harian Israel yang condong ke kiri itu adalah kebohongan jahat yang dirancang untuk mencemarkan nama baik militer," ujar Netanyahu dengan tegas.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]