Ia kemudian berkata, "Kami seharusnya bisa melihat pola sikap menyimpang ini dan karena kami tak bisa [mendeteksi pola itu], kami kehilangan kesempatan untuk mendepaknya dari organisasi."
Wali Kota London, Sadiq Khan, mengaku "sangat muak dan terkejut" mendengar kabar ini.
Baca Juga:
Dugaan Penjualan Solar Subsidi dengan Jumlah Besar di SPBU Sergai: Truk Diduga Milik Oknum Polisi
"Warga London juga pasti sangat terkejut pria ini bisa bekerja untuk kepolisian sangat lama," ucap Khan.
"Pertanyaan serius harus dijawab tentang bagaimana dia bisa menyalahgunakan posisinya sebagai polisi dengan cara sangat buruk."
Selama ini, Khan memang terus menyerukan reformasi kepolisian London, terutama setelah serangkaian kontroversi dan tudingan misogini hingga rasisme menggerayangi institusi itu.
Baca Juga:
Terlilit Utang, 2 Oknum Polisi di Sumbar Nekat Rampok Uang Pengisian ATM
Serangkaian kontroversi ini membuat kepercayaan publik terhadap kepolisian merosot tajam.
Kepercayaan publik mulai turun sejak seorang polisi, Wayne Couzens, diadili atas kasus penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan.
Korban Couzens, Sarah Everard, diserang ketika ia sedang pulang berjalan kaki di malam hari di London pada 2021 lalu.