China tidak memiliki undang-undang pencegahan kekejaman terhadap hewan, tetapi para tersangka dapat menghadapi hukuman karena berburu burung, pencurian properti, dan pelanggaran aturan pencegahan epidemi hewan.
Daging anjing dan kucing dianggap sebagai makanan lezat di beberapa bagian China, dan perdagangan daging mereka tetap cukup menguntungkan untuk memacu geng kriminal mencuri hewan peliharaan, meskipun kebiasaan tersebut mengalami penurunan yang stabil seiring dengan meningkatnya kepemilikan hewan peliharaan.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Setiap bulan Juni, kota Yulin di Cina selatan menyelenggarakan festival daging anjing, di mana anjing dan kucing hidup dijual untuk dimakan.
Tradisi makan anjing dan kucing di provinsi Guangdong dan Guangxi di China selatan sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
"Ini adalah dua tempat makan daging kucing utama di China," kata Dr Peter Li, spesialis kebijakan HSI China, dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
"Di seluruh daratan China, daging kucing sama sekali bukan bagian dari budaya makanan."
Wabah Covid-19 tampaknya semakin mengurangi selera makan daging kucing dan anjing setelah penyakit itu dikaitkan dengan pasar di pusat kota Wuhan yang menjual hewan hidup untuk makanan.
China melarang konsumsi dan perdagangan satwa liar pada tahun 2020.