WahanaNews.co | Amerika
Serikat (AS) mengerahkan pesawat pembom di Afghanistan dalam perang melawan
Taliban. Kelompok itu terus menerus mencaplok wilayah untuk dikuasai.
ass="MsoNormal">
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Washington telah mengirim beberapa pesawat pembom B-52 ke
wilayah udara Afghanistan untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun.
Dijuluki "stratofortress", B-52 yang telah
diterbangkan Angkatan Udara AS sejak 1950-an adalah salah satu aset utamanya,
yang mampu melakukan penghancuran besar-besaran.
Taliban pada Jumat mengklaim menguasai ibu kota provinsi
pertama sejak penarikan pasukan Barat setelah merebut Zaranj di provinsi barat
daya Nimroz.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Angkatan Udara Afghanistan telah berjuang tanpa adanya
dukungan Barat. Afghanistan mengaku kekurangan amunisi, persediaan dan pilot
jet tempur, karena "telah habis" untuk misi reguler.
Lebih dari sepertiga armada pemerintah Afghanistan yang
terdiri atas 162 pesawat dan helikopter tidak dapat dioperasikan sejak
kontraktor AS meninggalkan negara itu.
Sumber pertahanan AS mengatakan kepada The Times bahwa
pesawat B-52 terbang ke Afghanistan dari pangkalan udara Al-Udeid di Qatar.
Pesawat pembom itu menyerang posisi Taliban di sekitar
Kandahar, Herat dan Lashkar Gah, tiga kota yang berisiko dikuasai Taliban.
Sumber tersebut mengatakan drone bersenjata dan pesawat
AC-130 Spectre yakni pesawat serang ikonik yang terbang rendah penuh dengan
meriam berat bergaya howitzer, terbang setidaknya lima misi setiap hari.
Kapal induk USS Ronald Reagan di Laut Arab meluncurkan jet
tempur cepat untuk mendukung misi tersebut.
Sumber-sumber pertahanan mengatakan Washington memiliki niat
melanjutkan serangan udara setelah 31 Agustus, ketika pasukan koalisi yang
tersisa diperkirakan meninggalkan Afghanistan. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.