WahanaNews.co | Pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, pada Sabtu (17/9/2022), mengutuk amandemen baru-baru ini yang terdapat dalam mandat pasukan Penjaga Perdamaian PBB yang dikerahkan di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel.
Dewan Keamanan PBB pada 31 Agustus 2022 memperpanjang mandat pasukan Penjaga Perdamaian UNIFIL untuk jangka waktu satu tahun.
Baca Juga:
Komnas HAM Kutuk Israel Atas Serangan di Lebanon yang Melukai 2 Prajurit TNI
Namun, dalam mandat itu ada sedikit modifikasi dalam kata-katanya.
Pasukan UNIFL kini "diizinkan untuk melakukan operasinya secara independen."
Selama ini, pasukan UNIFIL yang pertama kali dikerahkan lebih dari empat dekade lalu, secara rutin mengoordinasikan patroli dan pergerakannya di wilayah operasinya di selatan dengan tentara Lebanon.
Baca Juga:
Seruan Hizbullah Ingin Gencatan Senjata dengan Israel di Lebanon, Ini Respon AS
“Ini adalah jebakan yang dibuat Israel untuk Lebanon selama bertahun-tahun,” kata Nasrallah, seperti dikutip dari AFP.
Ia menyebut resolusi itu sebagai “pelanggaran kedaulatan Lebanon.”
Nasrallah mengecam pemerintah Lebanon karena membiarkan resolusi itu lolos dan memperingatkan bahwa hal itu dapat menimbulkan "bahaya besar di daerah selatan sungai Litani".
Pada 13 September, UNIFIL bereaksi terhadap kekhawatiran Hizbullah dengan memastikan bahwa pihaknya masih bekerja sama dengan tentara Lebanon, sebuah pernyataan yang disambut baik oleh Nasrallah dalam pidatonya pada hari Sabtu.
UNIFIL didirikan pada tahun 1978 untuk memantau penarikan pasukan Israel setelah mereka menginvasi Lebanon sebagai pembalasan atas serangan Palestina.
Itu ditingkatkan pada tahun 2006 setelah Israel dan Hizbullah berperang selama 34 hari, dan pasukan berkekuatan 10.500 orang itu ditugaskan untuk memantau gencatan senjata antara kedua belah pihak.
Hingga kini, Israel dan Lebanon secara teknis masih berperang. [gun]