WahanaNews.co | Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, pihaknya menggelar diskusi teknis yang bermanfaat dengan Sri Lanka mengenai permintaan pinjaman.
Sementara itu, Bank Dunia mengatakan sedang mempersiapkan paket bantuan darurat untuk negara yang dilanda krisis tersebut. Sri Lanka tengah berjuang untuk membiayai impor penting di tengah krisis utang yang menghancurkan negara tersebut. Krisis diperparah oleh cadangan devisa yang merosot dan memicu melonjaknya inflasi.
Baca Juga:
China Serukan Reformasi Kuota IMF
Pemadaman listrik yang berkepanjangan dan kekurangan bahan bakar, makanan, serta obat-obatan telah memicu aksi protes berskala nasional di sana.
Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry telah berada di Washington DC, AS, pekan ini untuk berbicara dengan IMF, Bank Dunia, India, dan lainnya tentang bantuan pembiayaan untuk negaranya.
Paket bantuan darurat dari Bank Dunia mencakup 10 juta Dollar AS yang akan segera tersedia untuk pembelian obat-obatan penting.
Baca Juga:
Uni Emirat Arab Keluar dari 'Daftar Abu-abu' FATF Setelah Reformasi Sukses
Juru bicara Bank Dunia mengatakan, paket itu akan memanfaatkan proyek-proyek yang dibiayai bank yang ada dan menggunakan kembali dana untuk menyediakan obat-obatan, makanan, untuk anak-anak sekolah, serta bantuan tunai untuk rumah tangga miskin dan rentan.
Dukungan untuk menyediakan gas untuk memasak, persediaan makanan pokok, benih, pupuk serta kebutuhan pokok lainnya juga sedang dibahas, kata juru bicara itu. Dia menambahkan bahwa Bank Dunia sangat prihatin tentang situasi di Sri Lanka, sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (23/4/2022).
IMF mengeluarkan pernyataan pada Sabtu bahwa pembicaraan antara stafnya berfokus pada perlunya Sri Lanka menerapkan strategi yang kredibel dan koheren untuk memulihkan stabilitas makroekonomi.
Selain itu, Sri Lanka juga harus untuk memperkuat jaring pengaman sosialnya serta melindungi kelompok miskin dan rentan selama situasi krisis seperti saat ini.
"Tim IMF menyambut baik rencana pihak berwenang untuk terlibat dalam dialog kolaboratif dengan kreditur mereka," kata kepala misi IMF Sri Lanka Masahiro Nozaki dalam sebuah pernyataan.
Sabry mengatakan kepada wartawan pada Jumat (22/4/2022) bahwa pembicaraan dengan IMF difokuskan pada program Extended Fund Facility yang lebih tradisional.
IMF telah mengatakan bahwa utang Sri Lanka perlu ditempatkan pada jalur yang berkelanjutan sebelum dapat memberikan pinjaman baru ke negara tersebut. Itu merupakan sebuah proses yang dapat memerlukan negosiasi panjang dengan China dan kreditur negara lainnya.
Sabry mengatakan pada Jumat bahwa selain pinjaman IMF dan bantuan Bank Dunia, Sri Lanka sedang berdiskusi dengan India untuk membantu melanjutkan impor penting. Dia menambahkan bahwa pihaknya juga telah mendekati China, Jepang, dan Asian Development Bank untuk memberi pertolongan.[zbr]