WahanaNews.co, Jakarta - AS gerebek pabrik baterai Hyundai-LG di Georgia, 475 ditahan termasuk 300 WN Korsel. Korsel protes, aktivitas pabrik terbesar di negara bagian terhenti.
Petugas imigrasi Amerika Serikat (AS) melakukan penggerebekan besar-besaran ke pabrik baterai Hyundai di negara bagian Georgia, Kamis (4/9/2025) malam, waktu setempat. Setidaknya, 475 orang ditahan akibat penggerebekan itu, sekitar 300 orang di antaranya disebut warga negara Korea Selatan.
Baca Juga:
Penjualan Gabungan Kendaraan Hyundai dan Kia di Eropa Turun 4,9% pada Mei 2024
AP News mengutip pernyataan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang menyebut penggeledahan-penggerebekan itu ditujukan untuk penyelidikan kriminal atas tuduhan praktik ketenagakerjaan yang melanggar hukum dan kejahatan serius lainnya.
Disebutkan, akibat penggerebekan itu, aktivitas pembangunan pabrik baterai tersebut terhenti. Padahal, pabrik ini ditetapkan sebagai investasi terbesar yang masuk ke Georgia. Dilansir Reuters, pabrik tersebut merupakan investasi patungan antara Hyundai Motor dengan perusahaan Korea Selatan lainnya, LG Energy Solutions. Pabrik itu direncanakan mulai beroperasi pada akhir tahun 2025 ini.
Penggerebekan ini pun dikhawatirkan menambah ketegangan antara Korea Selatan dengan AS di tengah negosiasi kesepakatan perdagangan, termasuk investasi sebesar US$350 miliar.
Baca Juga:
Masuki Era Kendaraan Listrik, Wamendag: Indonesia Siap Tingkatkan Daya Saing SDM
Reuters mengutip Pejabat Keamanan Dalam Negeri AS yang mengungkapkan, pekerja yang ditangkap dilarang bekerja di AS karena melintas perbatasan secara ilegal atau melebihi batas waktu visa. Ditambahkan, sebelumnya telah dilakukan penyelidikan selama beberapa bulan.
Menyusul penggerebekan dan penahanan warganya itu, Korea Selatan pun telah mendesak AS segera mengklarifikasi dan memastikan perlindungan hak-hak perusahaan dan warganya.
Sementara Hyundai menyebut tidak ada di antara yang ditahan adalah pekerjanya. LG Energy Solutions pun telah memberikan pernyataan resmi.