WahanaNews.co | Sebelum mendapatkan status sebagai wilayah yang merdeka, India dan Pakistan merupakan satu negara yang pernah dijajah Inggris selama puluhan tahun lamanya. Hingga akhirnya India mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1947.
Setelah Inggris melepas kendalinya terhadap wilayah jajahannya tersebut, India terpecah menjadi dua kubu—yakni kubu Hindu dan kubu Islam.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Kubu Hindu mendominasi wilayah yang sekarang bernama India. Sedangkan kubu Islam akhirnya memisahkan diri dan membentuk pemerintahan yang sekarang bernama Pakistan pada 14 Agustus 1947.
Perpecahan itu disebut akibat campur tangan Inggris dengan menggunakan politik “pecah belah” selama berkuasa di India.
Pada saat menjajah, Inggris banyak memilah penduduk pribumi berdasarkan etnis, agama, hingga warna kulit. Terlebih, Inggris juga sering kali mengadu domba keduanya ketika memperebutkan kursi kekuasaan yang berujung konflik.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Konflik antara India dan Pakistan merupakan salah satu konflik yang paling lama di dunia dan masih berlangsung hingga saat ini. Ketidakakuran kedua negara tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa sebab. Berikut ulasannya.
1. Perebutan Wilayah
Meski sudah memiliki pemerintahan yang berdaulat, India dan Pakistan tetap berkonflik hingga sekarang. Salah satu sebabnya adalah perebutan wilayah Kashmir. Itu merupakan wilayah lembah yang terletak di ujung barat pegunungan Himalaya.
Menurut analisis Asian Studies, setelah diberikan kekuasaan otonom, Kashmir tidak ikut kedua negara tersebut. Ia hendak mendirikan pemerintahan sendiri. Namun pada 1965, Pakistan menyerangnya dan berhasil mendesak pemimpin Kashmir untuk menandatangani kesepakatan untuk menyerahkan sebagian wilayahnya.
Hal itu diketahui India, hingga akhirnya kedua negara terlibat perang dari 1971-1972. Setelah perang mereda, dibuatlah perjanjian Simla yang berisi tentang pembagian kekuasaan untuk India maupun Pakistan di Kashmir.
2. India dan Pakistan Saling Tidak Percaya
Pada 1974, ada kelompok oposisi yang meminta pemerintah India untuk menyerahkan hasil referendum otonomi sebagai bukti perjanjian antara India dengan Kashmir.
Pada tahun 1989, kelompok oposisi tersebut mulai bergerak dan mulai menyerang pemerintahan India. Pemerintahan yang berpusat di New Delhi tersebut menjadi curiga bahwa pergerakan kelompok oposisi dipersenjatai oleh Pakistan.
3. Pakistan Langgar Batas Wilayah Administrasi India
Pada 1999, kedua negara kembali terlibat perang setelah pasukan bersenjata Pakistan melintasi batas wilayah administrasi India.
Untuk meredam perang, Perdana Menteri India saat itu, Atal Bihari Vajpayee, mengadakan pertemuan dengan Presiden Pakistan Pervez Musharraf di Islamabad dengan tujuan melakukan gencatan senjata di Kashmir.
4. Tentara India Dibunuh Kelompok Militan di Kashmir
Pada 18 September 2016, empat pemberontak Jaish-e-Mohammed asal Pakistan menyerang markas brigade Angkatan Darat India di dekat kota Uri di Wilayah Persatuan India Jammu dan Kashmir. Sebanyak 19 tentara India tewas dalam serangan itu, dan 19 hingga 30 lainnya luka-luka.
Melansir Sindonews, Jaish-e-Mohammed, sebuah organisasi jihadis yang berbasis di Pakistan (ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Inggris dan India), terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan. Pada saat serangan itu terjadi, Lembah Kashmir sedang mengalami kerusuhan kekerasan tingkat tinggi. [rna]