Sebelumnya, Reuters juga melaporkan, pekan lalu industri militer Turki, Baykar, mengirimkan 20 drone bersenjata ke Uni Emirat Arab.
Permintaan internasional untuk drone Turki melonjak setelah Ukraina disebut sukses menggunakannya untuk menahan serangan militer Rusia.
Baca Juga:
Rusia Siap Banjiri Indonesia dengan Jet Tempur dan Tank Canggih, Ini Respons Kemhan
Tapi, sebelum itu, drone tempur tersebut juga digunakan dalam konflik militer di Suriah dan Libya.
Drone tempur Bayraktar TB2 memiliki lebar sayap 12 meter dan dapat mengudara hingga 25 ribu kaki.
Dari ketinggian itu, pesawat tempur tanpa awak tersebut dapat menukik untuk menghancurkan tank dan artileri dengan bom yang dipandu laser.
Baca Juga:
Biaya Pertahanan Global: Inilah Sederet Rudal yang Bisa Mengubah Arah Perang
Dalam perang di Ukraina, drone ini membantu melemahkan superioritas militer Rusia yang luar biasa.
Baykar sendiri didirikan di Turki pada 1980-an oleh ayah dari kakak beradik Selcuk dan Haluk, Ozdemir Bayraktar.
Pasangan kakak beradik yang kini mengelola Baykar itu, sejak 2005 mulai fokus pada pesawat tak berawak.