WahanaNews.co | Warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan mahasiswa matematika terapan di Washington State University, Zafran Arif, membeberkan harga sejumlah barang yang 'meroket' akibat inflasi di Amerika Serikat.
Zafran, yang kini tinggal di Kota Pullman, negara bagian Washington, mengaku harga pangan naik hampir mencapai dua kali lipat.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
"Yang saya lihat sendiri, harga makanan itu sebenarnya sama aja, sama-sama naik. Harganya tidak sama [di tiap pasar], cuma sama-sama naik. Bahkan bisa hampir dua kali lipat, harga daging, kentang, ayam, ikan terutama. Itu naik semua," kata Zafran dilansir dari CNNIndonesia.com, Sabtu (16/7).
Selain itu, Zafran mengaku harga bensin naik hampir dua kali lipat.
"Yang saya lihat sendiri, harga makanan itu sebenarnya sama aja, sama-sama naik. Harganya tidak sama [di tiap pasar], cuma sama-sama naik. Bahkan bisa hampir dua kali lipat, harga daging, kentang, ayam, ikan terutama. Itu naik semua," kata Zafran dilansir dari CNNIndonesia.com, Sabtu (16/7).
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Selain itu, Zafran mengaku harga bensin naik hampir dua kali lipat.
"Yang lebih dirasakan lagi itu sebenarnya harga bensin. Itu benar-benar paling terasa sekali karena sudah hampir dua kali lipat. [Harga bensin] relatif murah di kota saya, yaitu awalnya sekitar US$2,7 [Rp40 ribu] per galon atau US$3 [Rp44 ribu] per galon, sekarang itu sudah [sampai] US$5,4 [Rp80 ribu] atau US$5,6 [Rp83 ribu] per galon. Dua kali lipat kalau dari US$2,7 [Rp40 ribu]," tuturnya. [gun]