WahanaNews.co | Kepala
Staf Pertahanan Inggris Nick Carter menilai, setidaknya untuk saat ini, Taliban
yang merebut kekuasaan Afghanistan terlihat berbeda dibanding kelompok yang
berkuasa pada 1990-an silam.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (18/8), Carter menilai
dunia harus memberi Taliban ruang untuk membentuk pemerintahan baru di
Afghanistan. Dan, mungkin dengan itu barulah terbukti bahwa kelompok itu
sekarang telah berubah.
"Kita harus bersabar, kita harus menahan diri, dan kita
harus memberi mereka ruang untuk membentuk pemerintahan, dan kita harus memberi
mereka ruang untuk menunjukkan kredensial mereka," kata Carter kepada
kantor berita Inggris, BBC, seperti dikutip dari Reuters.
"Mungkin Taliban ini adalah Taliban yang berbeda dengan
yang diingat orang dari tahun 1990-an,"
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Carter pun mengaku dirinya sudah melakukan kontak dengan
mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengenai rencana pertemuan dengan
Taliban pada Rabu ini.
"Kita mungkin akan menemukan, jika kita memberi mereka
ruang, bahwa Taliban ini tentu saja lebih rasional, tetapi yang mutlak harus
kita ingat adalah bahwa mereka bukan organisasi yang homogen - Taliban adalah
sekelompok figur suku yang berbeda yang datang dari semua wilayah
Afghanistan," kata Carter.
Indikasi itu pun, sambung Carter, terlihat dalam beberapa
waktu terakhir serta pernyataan yang dikeluarkan juru bicara Taliban usai
menduduki ibu kota negara Kabul dan Istana Kepresidenan.
Meskipun demikian, setidaknya sudah seribu orang yang
dibantu evakuasi oleh Inggris dari Afghanistan sejak Taliban merebut Kabul pada
Minggu lalu.
"Kami masih membawa yang berkewarganegaraan Inggris
keluar.. dan mereka yang berkewarganegaraan Afghanistan namun menjadi bagian
dari staf lokal kami," ujar Menteri Dalam Negeri Priti Patel kepada BBC TV
seperti dikutip dari AFP.
Konpers Pertama,
Taliban Sebut Takkan Balas Dendam
Dalam konferensi pers pertama usai merebut Kabul, Taliban
menyatakan tak akan membalas dendam terhadap lawan-lawan mereka di Afghanistan.
Diketahui, tak lama usai Taliban menduduki Kabul, puluhan ribu orang mencoba
melarikan diri. Mereka juga takut akan ada aksi pembalasan karena berpihak pada
pemerintah yang disokong Barat selama dua dekade.
Namun, Taliban mengklaim bahwa pemerintahan baru akan
berbeda dari masa kepemimpinan pada tahun 1996-2001, yang terkenal dengan rajam
dan pembatasan super ketat terhadap perempuan.
"Kalau soal ideologi, keyakinan, tidak ada bedanya,
tapi kalau kita hitung berdasarkan pengalaman, kedewasaan dan wawasan , pasti
banyak perbedaannya, kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid dikutip AFP,
Selasa (17/8).
"Semua yang berseberangan akan diampuni, dari A sampai
Z. Kami tidak akan membalas dendam," lanjutnya.
Mujahid kemudian mengatakan pemerintahan baru akan segera
dibentuk, meski tak memberikan rincian lebih lanjut dan hanya menyebut
kelompoknya akan menggandeng seluruh pihak. Ia juga mengatakan memberi
kesempatan kepada perempuan untuk terlibat di pemerintahan. Taliban disebut
berusaha menunjukkan sikap menahan diri dan lebih moderat.
"(Kami) Berkomitmen untuk membiarkan perempuan bekerja
sesuai dengan prinsip-prinsip Islam," tuturnya.
Taliban ketika memegang kekuasaan pada 1996-2002 menetapkan
sistem yang ultrakonservatif. Di antaranya perempuan wajib mengenakan burkak,
laki-laki harus berjenggot, tak boleh menonton televisi nonkeagamaan dan
lainnya. [qnt]