"Komite mendukung proposal untuk membentuk aliansi D10, yang terdiri dari
sepuluh negara demokrasi terbesar di dunia, untuk memberikan alternatif untuk
teknologi China dan untuk memerangi dominasi teknologi negara-negara otoriter."
"Pemerintah harus bertindak cepat dan menguraikan kebijakan 5G bersama
sesegera mungkin," bunyi laporan itu dilansir dari The Epoch Times,
dan "terus mencela dan mencegah ancaman dari negara-negara musuh, seperti Rusia
dan China."
Baca Juga:
Efni Efridah, Terdakwa Koropsi Pengadaan Buku di Tebingtinggi Merasa Dikambinghitamkan
Laporan itu mengatakan, RUU Keamanan Telekomunikasi yang diusulkan harus
diberlakukan menjadi undang-undang sebelum akhir tahun, dan meminta pemerintah
untuk menjelaskan mengapa belum menggunakan "kemampuan serangan siber untuk
mencegah penyerang".
Mengomentari Telegraph pada Kamis (8/10), Tobias Ellwood, ketua
komite, mengatakan bahwa "ketergantungan Inggris yang semakin besar pada dunia online
telah menciptakan teater perang virtual di mana kita menjadi semakin rentan."
"Spionase dan sabotase online adalah medan pertempuran baru yang
harus kita persiapkan dan pertahankan," tegasnya.
Baca Juga:
Perusahaan BUMN Indra Karya Buka Lowongan Untuk Ratusan Posisi
Komentar Ellwood tercermin dalam pengamatan Menteri Pertahanan Ben Wallace
tentang perlunya militer melakukan modernisasi sebagai tanggapan atas ancaman
perang dunia maya.
Ketika berbicara tentang pertahanan dunia maya kepada ConservativeHome untuk
konferensi tahunan virtual Partai Konservatif yang berakhir pada 6 Oktober,
Wallace mengatakan NATO "masih cukup fokus pada brigade tank, skuadron udara,
dan kapal" sebagai metode untuk melawan musuh "seolah-olah massanya sendiri
adalah solusinya."
"Ini bukan hanya tentang duduk dalam sekelompok brigade lapis baja statis
menunggu hampir seperti Anda adalah barisan Maginot modern, menunggu entah
bagaimana kekuatan besar ini keluar dari pepohonan padahal sebenarnya mereka
telah mengitari Anda," tuturnya.