Sharma sendiri telah lama menjadi corong bagi pemerintah nasionalis Hindu India. Perempuan berusia 37 tahun itu sering tampil di acara reguler debat berita TV, membedakan dirinya sebagai advokat yang bersemangat dan agresif untuk agenda Perdana Menteri Narendra Modi.
Popularitasnya meningkat seiring keberuntungan Partai BJP yang berkuasa, yang dalam dekade terakhir telah memantapkan dirinya sebagai kekuatan politik dominan India dengan memperjuangkan identitas Hindu.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Sharma merupakan seorang pengacara terlatih yang menghadiri London School of Economics, namun dia tidak berhasil mengikuti pemilihan negara bagian untuk BJP pada tahun 2015.
Dia pertama kali bergabung dengan sayap pemuda partai saat belajar di Universitas Delhi, dan dia terpilih sebagai presiden serikat mahasiswa dan menjadi terkenal karena memimpin gerombolan mahasiswa untuk menyerbu sebuah seminar yang diselenggarakan akademisi Muslim pada tahun 2008.
Kemudian pada hari itu dia muncul di sebuah acara televisi untuk membela tindakannya dan tindakan sesama siswa karena meludahi gurunya, yang telah didakwa dan dibebaskan dari serangan teror di parlemen India.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
"Saya tidak akan meminta maaf," katanya. "Saya akan mengambil sikap. Seluruh negara harus meludahinya. Siapa yang mengundangnya ke universitas untuk berbicara tentang terorisme?"
Sejak berkuasa secara nasional pada tahun 2014, pemerintah Modi dan BJP telah dituduh memperjuangkan kebijakan diskriminatif terhadap pemeluk agama Islam.
Para pemimpin partai juga tetap bungkam atas serangan main hakim sendiri terhadap Muslim atas penyembelihan sapi yang menjadi hewan suci dalam tradisi Hindu.