WahanaNews.co, Gaza - Pada hari ketiga gencatan senjata antara Israel dan Hamas, Minggu (26/11/2023), sebanyak 39 anak-anak Palestina dibebaskan dari penjara Israel.
Bus yang mengangkut puluhan anak tersebut membawanya ke pusat kota Tepi Barat, Ramallah, pada malam hari waktu setempat. Pembebasan ini terjadi setelah Hamas melepaskan 17 sandera yang ditawan di Gaza.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Konfirmasi dari Dinas Penjara Israel menyebutkan bahwa 39 narapidana dan tahanan, yang sebelumnya berada di tujuh penjara Israel (enam di Israel dan satu di Tepi Barat), telah dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Menurut laporan CNN, anak-anak yang dibebaskan pada hari Minggu termasuk yang berusia 18 tahun ke bawah, dengan dua orang berusia 15 tahun, dan yang termuda yang dibebaskan berusia 14 tahun.
Kedatangan mereka di Ramallah disambut oleh ratusan simpatisan, sebagian besar mengibarkan bendera Palestina, dan sebagian membawa bendera Hamas.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Beberapa orang ditahan tanpa mengetahui tuduhan mereka: 16 dari mereka yang dibebaskan sedang menjalani hukuman, sebagian besar karena serangan terhadap warga Israel, menurut informasi yang diambil dari Dinas Penjara Israel dan Masyarakat Tahanan Palestina, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang mengadvokasi hak-hak tahanan.
Sisanya, 23 orang yang dibebaskan telah ditahan dalam penahanan administratif, sebuah praktik yang dikritik secara luas di mana seorang tahanan tidak mengetahui adanya dakwaan terhadap mereka, dan kasus mereka tidak tunduk pada proses hukum apa pun.
Sebelumnya, Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata empat hari usai nyaris 50 hari pasukan Zionis menggempur Palestina. Gencatan senjata ini mulai berlaku pada 24 November pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB.
Kesepakatan tersebut mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, hingga pertukaran tahanan atau sandera dari kedua pihak.
Mengenai pertukaran tahanan, para pihak telah setuju untuk melepaskan 50 orang sandera dari Gaza dan 150 orang dari Israel. Proses pembebasan ini dilakukan secara bertahap.
Gencatan senjata ini merupakan yang pertama sejak serangan oleh pejuang Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, yang menyebabkan 1.200 orang tewas dan sekitar 240 orang disandera.
Sebagai respons terhadap serangan tersebut, Israel bersumpah untuk menghancurkan militan Hamas yang mengendalikan Gaza. Mereka melakukan serangan udara dan serangan darat di bagian utara Gaza.
Dampak dari serangan udara Israel menyebabkan otoritas kesehatan Palestina melaporkan sekitar 14.800 orang tewas, dengan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]