WahanaNews.co, New York - Serangan darat dan udara yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza pada malam Jumat (27/10/2023) telah mengganggu komunikasi di wilayah tersebut.
Banyak bangunan dan rumah warga telah hancur, dan banyak warga yang tidak dapat mengetahui keberadaan kerabat dan keluarga mereka.
Baca Juga:
Sekjen PBB Geram Konflik di Gaza Terus Berlanjut Meski Ramadan
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengutuk tindakan Israel melalui akun Instagram pribadinya. Menurutnya, kesepakatan dunia internasional untuk gencatan senjata seharusnya menjadi kesempatan untuk sementara waktu untuk berhenti.
"Sayangnya, alih-alih berhenti untuk sementara waktu, saya justru terkejut oleh peningkatan serangan bom yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dampaknya yang merusak, yang mengancam tujuan kemanusiaan," katanya, seperti yang dilaporkan pada hari Minggu (28/10/2023).
Sebelumnya, pada Jumat (27/10/2023), 120 negara sepakat untuk mengusulkan agar Israel dan Hamas melakukan gencatan senjata kemanusiaan. Sementara itu, 14 negara, termasuk Amerika Serikat dan Israel, menolak usulan tersebut.
Baca Juga:
Sekjen PBB Sebut Gaza Telah Berubah Jadi 'Kuburan Anak-Anak'
Antonio Guterres menegaskan seruannya untuk segera menerapkan gencatan senjata kemanusiaan, bersamaan dengan pembebasan sandera tanpa syarat dan pengiriman bantuan kemanusiaan sesuai dengan kebutuhan di Gaza, di mana situasi kemanusiaan yang kritis sedang terjadi di depan mata kita.
Terakhir, Guterres menekankan bahwa situasi saat ini harus berubah. Menurutnya, akhirnya sejarah akan menjadi penilai atas tindakan kita semua.
"Ini adalah momen yang penting. Setiap individu harus mengemban tanggung jawabnya. Sejarah akan mengukur kita semua," tandasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]