WahanaNews.co, Jakarta - Daniel Hagari, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk menghalangi serangan pesawat tanpa awak atau drone yang dilakukan oleh Iran.
"Kami terus memantau ancaman di wilayah udara. Ini merupakan ancaman yang memerlukan beberapa jam untuk mencapai wilayah Negara Israel," katanya seperti dilaporkan oleh CNBC Internasional pada hari Minggu (14/4).
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar rapat kabinet perang di Tel Aviv setelah pengumuman peluncuran rudal dan drone oleh Iran.
Para pemimpin internasional, termasuk Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan Menteri Luar Negeri Prancis secara terbuka mengutuk serangan Iran yang terjadi hari Sabtu sebelumnya.
Pejabat AS kepada NBC News menyatakan bahwa pemerintahan Biden memperkirakan target Iran akan menjadi situs-situs pemerintah Israel, bukan situs-situs sipil atau keagamaan, dan juga bukan aset-aset AS di daerah tersebut.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Pemerintahan Biden juga mengantisipasi serangan tersebut dengan melibatkan 100 pesawat tak berawak, puluhan rudal jelajah, dan puluhan rudal balistik.
Menjelang terjadinya serangan, Presiden Joe Biden sedang dalam perjalanan kembali ke Gedung Putih, lebih awal dari yang dijadwalkan, untuk bertemu dengan tim keamanan nasionalnya, termasuk Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, di tengah meningkatnya prospek serangan Iran.
Sebelumnya, Garda Revolusi Iran menyita sebuah kapal kargo berbendera Portugis yang memiliki hubungan dengan Israel di Selat Hormuz, sebuah rute pelayaran utama. Gedung Putih mengutuk tindakan tersebut tak lama setelahnya.
Untuk mengantisipasi serangan tersebut, wilayah udara di Israel dan di seluruh wilayah ditutup sementara.
Israel juga mengumumkan bahwa mulai hari Minggu, mereka akan menutup sekolah-sekolah dan membatasi pertemuan untuk 1.000 orang di daerah-daerah tertentu.
Maskapai Hindari Langit Iran
Sejumlah maskapai saat ini menghindari kawasan Iran, lantaran khawatir pada konflik yang terjadi di negara tersebut. Maskapai penerbangan Lufthansa tidak akan melalui wilayah udara Iran dan menghentikan penerbangan ke Teheran
Seorang juru bicara perusahaan mengatakan, pesawat-pesawatnya tidak akan menggunakan wilayah udara Iran karena memperpanjang penangguhan penerbangan dari dan ke Teheran di tengah-tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
"Karena situasi saat ini, Lufthansa menangguhkan penerbangannya dari dan ke Teheran hingga dan termasuk Kamis, 18 April," ujarnya mengutip channelnewasia, Minggu (14/4/2024).
"Maskapai ini juga tidak lagi menggunakan wilayah udara Iran," tegasnya.
Hal yang sama juga dilakukan pada perusahaannya, Austrian Airlines. Penerbangan ke ibu kota Iran telah ditangguhkan sejak 6 April.
Lufthansa tidak menjelaskan alasan penangguhan tersebut. Namun, dalam sebuah pernyataan, langkah tersebut dilakukan oleh Austrian Airlines karena mengutamakan keselamatan penumpang.
"Bagi Austrian Airlines, keselamatan penumpang dan kru adalah prioritas utama. Situasi di Timur Tengah sedang dievaluasi secara berkelanjutan. Untuk itu, Austrian terus berhubungan dengan pihak berwenang," tulisnya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh maskapai penerbangan Australia, Qantas, yang mengatakan pada hari Sabtu (13/4/2024) pihaknya akan mengalihkan penerbangan jarak jauh antara Perth dan London untuk menghindari wilayah udara Iran di tengah-tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Seorang juru bicara Qantas mengatakan kepada AFP bahwa maskapai tersebut akan menyesuaikan jalur penerbangan untuk sementara waktu karena situasi di beberapa bagian Timur Tengah.
"Kami akan menghubungi pelanggan secara langsung jika ada perubahan pada pemesanan mereka," kata juru bicara tersebut.
Penerbangan Perth-London, yang biasanya memakan waktu 17 setengah jam nonstop, sekarang akan berhenti di Singapura untuk pengisian bahan bakar, memungkinkan mereka untuk mengangkut penumpang dalam kapasitas penuh pada rute alternatif.
Sementara itu, layanan sebaliknya dari London ke Perth akan tetap terbang nonstop dengan jalur yang disesuaikan kembali karena kondisi angin yang ada.
Namun, semua penerbangan lain tidak akan terpengaruh.
Qantas telah bergabung dengan maskapai lain, termasuk Lufthansa dan anak perusahaannya, Austrian Airlines, dalam mengalihkan rute penerbangan untuk menghindari wilayah udara Iran.
Keputusan ini diambil setelah Iran menyalahkan Israel, musuh bebuyutannya, atas serangan di Suriah bulan ini yang mengakibatkan tewasnya dua jenderal Iran, dan mengancam akan melakukan pembalasan.
Israel telah meningkatkan serangan terhadap target-target yang terkait dengan Iran di Suriah sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada bulan Oktober yang lalu.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]