WahanaNews.co, Beirut - Militer Israel pada Sabtu (28/9/2024) meretas menara kendali Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut, dan mengeluarkan ancaman terhadap pesawat sipil Iran yang berusaha mendarat, menurut beberapa sumber.
Kementerian Transportasi Lebanon kemudian memerintahkan otoritas bandara untuk mencegah pesawat Iran memasuki wilayah udara Lebanon menyusul ancaman Israel tersebut.
Baca Juga:
Kejar Target HUT RI, Pembangunan Bandara VVIP di IKN Dipacu dengan Dana Rp 4,2 T
Sumber-sumber kementerian mengonfirmasi kepada Anadolu bahwa arahan tersebut dikeluarkan setelah sikap agresif tentara Israel.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari Israel mengenai hal tersebut.
Namun, beberapa jam sebelumnya, juru bicara militer Israel Daniel Hagari memperingatkan bahwa pihaknya "tidak akan mengizinkan senjata apa pun dikirim ke Hizbullah," termasuk "melalui Bandara Internasional Beirut."
Baca Juga:
Resmi Dirampingkan, Bandara Internasional di RI Kini Hanya 17
"Kami tidak akan mengizinkan pengiriman senjata ke Hizbullah dalam bentuk apa pun. Kami mengetahui adanya kiriman senjata Iran ke Hizbullah, dan kami akan berupaya menggagalkannya," kata Hagari dalam sebuah pernyataan.
"Kami nyatakan bahwa kami tidak akan mengizinkan pesawat musuh yang membawa senjata mendarat di bandara sipil di Beirut. Ini adalah bandara sipil untuk penggunaan sipil, dan harus tetap seperti itu," ujarnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon Ali Hamieh pada Sabtu membantah klaim Israel bahwa Bandara Internasional Beirut digunakan untuk mengirimkan senjata ke Hizbullah.
Ia menyatakan bahwa bandara tersebut "khusus untuk warga sipil," dan menambahkan bahwa "lalu lintas udara militer di Bandara Beirut hanya tunduk pada persetujuan tentara Lebanon."
Sebelumnya, dilaporkan bahwa tentara Israel pada Sabtu mengklaim telah "membunuh" pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam suatu serangan udara baru-baru ini di pinggiran selatan Beirut.
Dalam pernyataan di X, juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan Nasrallah ‘dihilangkan’ selama operasi yang menargetkan komando pusat Hizbullah yang terletak di bawah bangunan perumahan di pinggiran selatan Beirut.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.
[Redaktur: Alpredo Gultom]