WahanaNews.co, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Belanda, Dries van Agt, bersama istrinya, Eugenie, meninggal bersama melalui praktik euthanasia yang sah, memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka dengan suntikan mati.
Pasangan tersebut, keduanya berusia 93 tahun, menghembuskan nafas terakhir mereka sambil bergandengan tangan, mengakhiri kehidupan mereka awal bulan ini di kampung halamannya, Nijmegen.
Baca Juga:
Kementerian ESDM Percepat ‘Suntik Mati’ PLTU Cirebon-1
Pengumuman mengenai kematian mereka disampaikan oleh The Rights Forum, organisasi hak asasi manusia yang didirikan oleh Agt.
Menurut laporan pers, Agt dan istrinya telah mengalami penurunan kesehatan yang signifikan sebelum mereka memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka melalui euthanasia.
Terutama, Dries van Agt pernah menjabat sebagai perdana menteri Belanda antara tahun 1977 dan 1982 serta menjadi pemimpin pertama dari partai Christian Democrat Appeal.
Baca Juga:
Jerman Resmi Suntik Mati Tiga PLTN
“Dalam konsultasi dengan keluarga dekat, kami mengumumkan bahwa pendiri dan ketua kehormatan kami Dries van Agt meninggal dunia pada Senin, 5 Februari, di kampung halamannya di Nijmegen,” bunyi catatan pers tersebut.
“Dia meninggal bersama dan bergandengan tangan dengan istri tercintanya Eugenie van Agt-Krekelberg, dukungan yang telah bersamanya selama lebih dari tujuh puluh tahun, dan yang selalu dia sebut sebagai ‘gadisku’,” imbuh dia.
Sesuai siaran pers, Agt menderita pendarahan otak pada tahun 2019 dan tidak pernah pulih sepenuhnya.