Otoritas mengumumkan ada hampir 60 ribu orang yang terinfeksi COVID-19 meninggal di rumah sakit antara 8 Desember hingga 12 Januari.
Namun, media pemerintah melaporkan bahwa para pejabat kesehatan belum siap memberikan data tambahan seperti yang diinginkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga:
Kasus Judi Online Slot, Polri Sita Uang Rp70 Miliar Libatkan WNA China
Secara khusus, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu menginginkan informasi tentang apa yang disebut kematian berlebih --jumlah semua kematian yang tidak biasa selama krisis, kata WHO dalam pernyataan kepada Reuters pada Selasa.
Global Times, tabloid nasional yang diterbitkan People's Daily, mengutip ahli Tiongkok yang mengatakan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China telah memantau data tersebut, akan tetapi butuh waktu sebelum dapat disiarkan.
Para dokter di rumah sakit pemerintah maupun swasta secara keras tidak disarankan untuk menghubungkan kematian dengan COVID, menurut laporan Reuters pada Selasa. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.