WahanaNews.co | Menjelang Idul Fitri, kelompok Taliban, Minggu (9/5/2021) waktu
setempat, mengumumkan bahwa pihaknya akan melakukan gencatan
senjata selama 3 hari ke depan.
Sebelumnya, kelompok Taliban dituduh
telah melakukan penyerangan ke sekolah beberapa hari yang lalu.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Bagaimana awal ceritanya?
Dilansir dari The Guardian, kelompok Taliban telah mengumumkan gencatan senjata
selama 3 hari ke depan di Afghanistan menjelang libur Idul Fitri pada pekan ini, hanya 2 hari setelah pemerintah setempat
menyalahkan kelompok itu atas bom di luar sekolah yang menewaskan lebih dari 50
orang saat itu.
Dalam sebuah pernyataannya, mereka
mengatakan bahwa Mujahidin Imarah diperintahkan untuk menghentikan semua
operasi ofensif terhadap musuh di seluruh negeri dari hari pertama hingga
ketiga Idul Fitri.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Namun, mereka juga menambahkan, jika musuh
melakukan serangan apapun selama gencatan senjata, bersiaplah dengan kuat untuk
melindungi dan mempertahankan diri dari wilayah yang ditempati.
Kelompok Taliban sendiri membantah
pihaknya terlibat dalam serangan tersebut, yang paling mematikan di Afghanistan
dalam lebih dari setahun terakhir ini.
Tetapi, kelompok itu bentrok setiap
hari dengan pasukan Afghanistan di pedesaan yang berbatu bahkan ketika militer
Amerika Serikat mengurangi kehadirannya.
Puji Penarikan Pasukan AS dan NATO
Dalam pernyataan terpisah usai
mengumumkan gencatan senjata, pimpinan Taliban, Mawlawi Hibatullah Akhundzada,
memuji penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO dari Afghanistan yang sedang
berlangsung.
Akhudzada mengatakan bahwa pihaknya
menganggap penarikan pasukan oleh Amerika Serikat dan negara-negara asing
lainnya sebagai langkah yang baik dan sangat mendesak agar semua bagian dari
Perjanjian Doha segera dilaksanakan.
Dia juga merujuk pada pakta
pembangunan perdamaian penting di bulan Februari 2020 lalu yang dinegosiasikan
Amerika Serikat dengan pemberontak di Doha, Qatar.
Ia juga menyayangkan pihak Amerika
Serikat sejauh ini telah berulang kali melanggar perjanjian yang ditandatangani
serta menyebabkan kerugian material dan fisik yang sangat besar bagi warga
sipil.
Kelompok Taliban juga mengecam
penundaan tersebut dan mengancam akan menghentikan gencatan senjata mereka
dengan pasukan internasional yang telah ada sejak penandatanganan kesepakatan.
Mereka juga meningkatkan serangan di
medan perang sejak penarikan pasukan asing dimulai, menimbulkan banyak korban
pada pasukan pemerintah Afghanistan dan merebut wilayah baru.
Bom Sekolah, Tewaskan 58 Orang
Pada Sabtu (8/5/2021) lalu, serangan bom melanda sebuah sekolah di Kabul, yang menewaskan sebanyak 58 orang dan melukai lebih dari 100
orang.
Ledakan tersebut terjadi ketika
Amerika Serikat menarik 2.500 pasukan terakhirnya dari Afghanistan, meskipun upaya perdamaian antara kelompok Taliban dan pemerintah
Afghanistan gagal untuk mengakhiri perang selama beberapa dekade.
Lusinan anak perempuan yang tewas
dalam ledakan tersebut, yang menargetkan sekolah menengah di
Kabul, telah dimakamkan sehari setelahnya di pemakaman terpencil di
dekat ibu kota Afghanistan.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam
Negeri Afghanistan mengatakan bahwa sebuah bom mobil meledak di depan sekolah
anak perempuan, Sayed Al-Shuhada, serta ketika para
siswa bergegas keluar dengan panik dan dua perangkat lagi meledak.
Warga tengah berbelanja jelang hari libur Idul Fitri ketika ledakan terjadi. [dhn]