WAHANANEWS.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada Jumat (15/8/2025).
Pertemuan tingkat tinggi ini menjadi sorotan dunia karena berlangsung di tengah eskalasi dukungan negara-negara Eropa terhadap Ukraina, yang telah empat tahun berkonflik dengan Moskow.
Baca Juga:
Armenia-Azerbaijan Berdamai, Trump Siap Pasang Piala Nobel di Lemari
Agenda utama pertemuan tersebut adalah mencari jalan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina secara damai.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, melalui unggahan di media sosial, menyampaikan apresiasi atas dukungan solid dari para sekutu Eropa.
"Akhir perang harus adil dan saya berterima kasih kepada semua yang berdiri bersama Ukraina dan rakyat kami," ujarnya.
Baca Juga:
Trump Ungkap Agen Secret Service Coba Selundupkan Istri ke Pesawat Misi
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump telah menyetujui pertemuan empat mata dengan Putin.
Selain itu, ia juga membuka kemungkinan digelarnya pertemuan trilateral yang melibatkan Zelenskyy.
Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan Putin sudah sepakat untuk bertemu dengan Presiden Ukraina tersebut, tinggal menunggu penentuan waktu yang tepat.
Namun, pihak Kremlin menegaskan bahwa pertemuan Putin dan Zelenskyy baru dapat terlaksana jika ada kemajuan signifikan menuju kesepakatan damai.
Para pemimpin Eropa pun menekankan pentingnya membangun perdamaian yang adil, berkelanjutan, dan dilengkapi jaminan keamanan yang kuat bagi Ukraina.
Mereka juga menegaskan bahwa setiap negosiasi harus melibatkan Ukraina sepenuhnya, serta dilakukan dalam kerangka gencatan senjata atau pengurangan aksi permusuhan.
Pernyataan bersama ini muncul setelah pertemuan pejabat tinggi dari AS, Eropa, dan Ukraina di Inggris, yang membahas langkah konkret untuk mengakhiri konflik.
Senator AS Lindsey Graham menyatakan dukungannya terhadap dialog dengan Rusia, meski menegaskan bahwa negosiasi harus dilakukan dari posisi yang kuat.
Graham optimistis Trump akan bertemu Putin dengan modal diplomasi yang cukup untuk memastikan perang berakhir secara terhormat.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]