Berdasarkan data pemerintah, kasus serangan beruang di Jepang tahun ini mencapai rekor tertinggi dengan sedikitnya 12 korban meninggal dan lebih dari 100 orang terluka sejak April.
Langkah pengerahan personel militer mulai dilakukan pada Rabu (5/11/2025).
Baca Juga:
Polisi Sumut Aniaya Pengendara, Ternyata Derita Skizofrenia Sejak 2001
Namun, para tentara yang dikerahkan tidak dibekali senjata api karena ketatnya undang-undang senjata di Jepang. Sebagai gantinya, mereka membawa semprotan antiberuang, tongkat, perisai pelindung, kacamata pelindung, jaket antipeluru, serta alat peluncur jaring.
Kementerian Pertahanan Jepang menjelaskan bahwa pengerahan militer ini bertujuan membantu polisi dan pemerintah daerah memulihkan rasa aman di masyarakat yang kini hidup dalam ketakutan akibat meningkatnya frekuensi serangan.
Para ahli menilai meningkatnya populasi beruang yang masuk ke wilayah permukiman dipicu oleh panen biji pohon ek yang buruk tahun ini, memaksa hewan-hewan tersebut mencari makanan ke kota-kota, terutama di wilayah utara seperti Prefektur Akita dan Iwate.
Baca Juga:
Dilantik Hari Ini, Jimly Asshiddiqie Pimpin Komisi Percepatan Reformasi Polri Bentukan Presiden Prabowo
Kebijakan baru yang digagas Takaichi diharapkan dapat menekan jumlah serangan sekaligus memperkuat sistem tanggap darurat satwa liar di Jepang melalui kerja sama lintas lembaga antara pemerintah, kepolisian, militer, dan masyarakat lokal.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.