WahanaNews.co | Okada Yoshihide, seorang pengusaha Jepang yang menetap di Kota Tianjin selama hampir dua puluh tahun terakhir, baru-baru ini sibuk merevisi rencana produksi perusahaannya selama tahun ini.
"Pusat penelitian dan pengembangan perusahaan kami di Tianjin telah resmi beroperasi tahun ini, dan kami akan membuat produk-produk yang lebih kompetitif di kota pelabuhan ini untuk pasar China dan internasional," kata Okada, general manager pada Pegasus (Tianjin) Sewing Machine Co., Ltd.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Didirikan pada 1994, perusahaan yang berkedudukan di Tianjin itu adalah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Pegasus Sewing Machine Mfg Co., Ltd. (selanjutnya disebut sebagai "Pegasus").
Pegasus adalah merek mesin jahit industri asal Jepang yang sudah berusia satu abad.
Setelah selama hampir 30 tahun berkembang, anak perusahaan itu menjelma menjadi basis produksi dan pasar penjualan terpenting bagi Pegasus dalam skala global, dengan produksi tahunan lebih dari 100.000 unit mesin jahit.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
"Persahabatan antara Pegasus dan China sudah terjalin selama hampir setengah abad," tutur Okada, yang datang ke Tianjin pada 2005.
Dia mengaku sangat terkesan kepada pembangunan berkelanjutan dalam perekonomian China dan hubungan ekonomi serta perdagangan antara China dan Jepang.
Menurut data Administrasi Umum Kepabeanan China, nilai perdagangan China dan Jepang mencapai 546,4 miliar yuan (Rp1.136 triliun) dalam triwulan pertama 2023. Angka itu adalah yang tertinggi dibandingkan dengan semua negara Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) lain.