WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali masuk
dalam daftar tokoh muslim berpengaruh dunia.
Dalam ajang penghargaan The Muslim 500: The World 500's Most
Influential Moslem in the World 2020, nama Jokowi menempati urutan ke-12.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Pada tahun sebelumnya, Jokowi ada di
peringkat ke-13.
Selain Jokowi, ada pula nama Ketua
Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said
Aqil Siradj, dan ulama/anggota Wantimpres, Habib
Luthfi bin Yahya.
Said Aqil berada di posisi ke-18, dan Habib Lutfi berada di peringkat ke-32.
Baca Juga:
Pertemuan Hangat Presiden Prabowo dan Presiden ke-7 RI di Kota Surakarta
Nama paling atas adalah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid, mengatakan, sebagai negara muslim
terbesar di dunia, tokoh atau pemimpin Indonesia
mestinya memiliki peluang untuk masuk di urutan lima besar.
"Tetapi memang keadaan dunia yang
berubah karena konflik dan lain-lain, kita sendiri di Indonesia mengalami
krisis. Hal yang lebih penting, penghargaan dunia kepada Pak Jokowi
yang menempati urutan 12 patut diapresiasi. Ini kita harapkan menjadi motivasi
sekaligus penyemangat kepada Pak Jokowi khususnya, dan umat Islam Indonesia
untuk bisa lebih berkiprah di dunia internasional," ujarnya, Rabu (16/12/2020).
Pria yang biasa disapa Gus Jazil ini
bersyukur, karena dalam daftar tokoh muslim berpengaruh dunia juga ada nama
dua tokoh NU lainnya, yakni Kiai Said Aqil Siradj dan Habib Luthfi.
"Alhamdulillah dari kalangan
Nahdlatul Ulama khususnya Pak Kiai Said Aqil Siroj juga masuk di jajaran orang
yang memiliki pengaruh kepada kehidupan umat Islam di dunia," ungkapnya.
Dengan penghargaan ini, Gus Jazil
berharap Jokowi bisa lebih memberikan perhatian melalui berbagai kebijakan,
khususnya kepada umat Islam di Indonesia.
Termasuk juga memerankan peran
strategisnya pada diplomasi di dunia-dunia Islam.
"Peran diplomasi ini kelihatannya
memang kurang begitu menonjol, tetapi masih terbuka peluang untuk tahun-tahun
depan. Ini penting untuk melakukan kiprah internasionalnya dan termasuk juga
ormas-ormas, tokoh-tokoh Islam yang lain, ini juga perlu meningkatkan kiprahnya
di kepemimpinan dunia internasional," tuturnya.
Kepada NU, Gus Jazil berharap jangan
hanya menjadi organisasi besar di Indonesia, tapi juga memiliki pengaruh yang
kuat di dunia atau di belahan negara Islam lainnya.
"Kuncinya pertama pada SDM,
sumber daya manusia Islam Indonesia perlu ditingkatkan. Kedua pemberdayaan
ekonomi umat ini juga penting untuk diperhatikan karena untuk bisa berkiprah,
harus memiliki modal ilmu pengetahuan sekaligus ekonomi yang kuat,"
lanjutnya.
Mengenai pikiran konsep Islam yang
damai yang memberikan bisa memberikan kiprah, menurut Gus Jazil, Indonesia
adalah gudangnya.
Namun, untuk bisa mentransfer ke
belahan negara Islam yang lain yang sekarang mengalami konflik, seperti di
Libya, Yaman, Suriah maupun Palestina, peran Indonesia masih perlu
ditingkatkan.
"Pak Jokowi juga sudah merintis,
tapi belum terlalu kuat. Dengan adanya penghargaan ini menjadi pemicu buat kita
semua sebagai negara yang mayoritas Islam untuk berkiprah lebih dominan, lebih
dirasakan dunia Islam," katanya. [dhn]