WahanaNews.co | Baru saja berhasil meredakan
ledakan kasus Covid-19 varian Delta, Singapura dikagetkan oleh kemunculan
klaster terbaru virus Corona.
Kali
ini, virus Corona menggelora kembali di "Negeri Singa" melalui
gerai-gerai karaoke, atau kerap disebut KTV, yang tersebar di penjuru
Singapura.
Baca Juga:
Raffi Ahmad Jadi Waketum Kadin Versi Anindya Bakrie, Jadi Sorotan Media Asing
Padahal,
angka infeksi lokal Covid-19 sudah stabil di angka satu digit sejak tiga pekan
lalu.
Data
terakhir, Jumat (16/7/2021) sore, melaporkan 120 orang telah tertular klaster karaoke Covid-19.
Angka
ini menjadikan karaoke sebagai klaster aktif terbesar di Singapura.
Baca Juga:
Empat Nelayan Indonesia Telah Dibebaskan Otoritas Singapura
Asal Muasal Klaster Karaoke
Klaster
karaoke terkuak setelah seorang wanita Vietnam mengunjungi dokter pada Minggu
(11/7/2021) karena mengalami gangguan pernapasan akut.
Wanita
berusia 40 tahun ini diketahui memasuki Singapura pada Februari 2021,
menggunakan visa jangka pendek yang disponsori oleh pacarnya yang
berkewarganegaraan Singapura.
Otoritas
mendapati wanita ini sering mengunjungi gerai karaoke yang berbeda-beda tempat.
Pasien-pasien
lain di klaster karaoke itu diketahui tinggal serumah dengan wanita Vietnam ini.
Kementerian
Kesehatan Singapura (MOH) dengan segera menginvestigasi penyebaran virus Corona
di kalangan pramuria yang kerap berpindah-pindah ke belasan KTV yang berbeda lokasi.
MOH
mengumumkan kasus pertama klaster karaoke pada Senin (12/7/2021).
Angka
kasus ini melonjak berlipat ganda dengan cepat hanya dalam hitungan hari, dari
12 kasus pada Selasa (13/7/2021) menjadi 120 kasus menurut data terakhir Jumat
(16/7/2021).
Sesungguhnya,
pemerintah Singapura masih melarang gerai-gerai karaoke beroperasi.
Pihak
berwenang mengizinkan karaoke dan kelab malam beroperasi, dengan syarat
mengganti bisnis mereka menyajikan makanan dan minuman.
Namun,
gerai-gerai itu bandel dan melanggar peraturan.
Pengamatan
media dari video yang beredar luas, terlihat pramuria dengan
leluasa bersentuhan badan dengan pengunjung karaoke tanpa memakai masker atau
menjaga jarak.
Otoritas
Singapura memutuskan, seluruh bisnis dunia malam akan dibekukan hingga akhir Juli
mendatang untuk pengetesan total Covid-19 dan inspeksi menyeluruh.
Kepolisian
Singapura menyatakan telah menangkap 20 wanita yang diduga melakukan aktivitas
ilegal di gerai karaoke.
Mereka
berasal dari Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Menteri
Kesehatan, Ong Ye Kung, menyesalkan kejadian yang sangat meresahkan dan mengecewakan
ini.
Dia
meminta agar pengunjung gerai-gerai karaoke segera memeriksakan status Covid-19
mereka.
Pemerintah
menjamin, identitas pribadi pengunjung akan dijaga kerahasiannya.
Hal
yang dikhawatirkan adalah para pengunjung menolak memeriksakan diri karena
takut stigma dari masyarakat akibat mengunjungi gerai KTV.
Bahkan,
salah satu pengunjung menceritakan secara online
dia memberi tahu istrinya akan pulang telat karena lembur kerja.
Padahal,
sesungguhnya, yang bersangkutan mengunjungi gerai karaoke bernama Supreme di Orchard.
Gerai
karaoke, atau kerap disebut KTV, banyak ditemukan di seantero Singapura.
Tentu saja,
seperti namanya, pengunjung biasanya mengunjungi gerai-gerai karaoke ini untuk
bernyanyi bersama anggota keluarga, kolega kantor, dan teman-teman.
Namun,
sudah menjadi rahasia umum bahwa gerai karaoke ini juga menjadi sarang bagi
pekerja seks komersial (PSK) untuk menjajakan dirinya.
PSK ini
mayoritas berasal dari China dan Vietnam, yang datang ke Singapura dengan
menggunakan visa turis selama 30 hari.
Berlagak
layaknya seperti pramuria, wanita-wanita ini hilir-mudik dari satu ruangan ke
ruangan karaoke untuk mencari target pria yang akan mereka temani.
Sentuhan
fisik adalah hal yang lumrah terjadi.
Pemerintah
Singapura hanya mengizinkan prostitusi legal di distrik Geylang.
Sejauh
ini, distrik red light
Geylang masih ditutup sejak pandemi Covid-19.
Gerai-gerai
karaoke sesungguhnya juga hanya diizinkan menyajikan pelayanan makanan minuman
sepanjang masa pandemi itu.
Namun,
sejumlah video yang beredar jelas memperlihatkan pramuria terlihat menemani
pengunjung tanpa masker dan jaga jarak yang jelas melanggar peraturan
pengetatan sosial Covid-19 Singapura.
Menelusuri
atau contact tracing asal-usul virus Corona
akan mengalami hambatan jika pengunjung gerai karaoke tidak transparan dan
kooperatif dengan pihak berwenang.
Sejauh
ini, otoritas telah mengindentifikasi 2.480 orang yang berhubungan langsung
dan tidak langsung dengan gerai-gerai karaoke.
Sebanyak 1.600 orang telah memeriksakan
dirinya dan 25 dinyatakan positif Covid-19.
Singapura
saat ini sedang berada pada fase transisi memasuki new normal hidup bersama Covid-19.
Vaksinasi
digencarkan dengan target dua pertiga warga telah menerima vaksin pada 9
Agustus mendatang.
Negeri
pimpinan Lee Hsien Loong ini tergolong sukses mengendalikan amukan virus Corona
varian delta melalui lockdown parsial
dari 16 Mei hingga 13 Juni lalu.
Klaster-klaster
yang sempat muncul, seperti klaster Rumah Sakit Tan Tock Seng dan Bandara
Internasional Changi, telah ditangani tuntas. [qnt]